free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Aremanita Meninggal Korban Tambahan Tragedi Kanjuruhan, Keluarga: Semoga Mendapat Magfirah dari Allah

Penulis : Ashaq Lupito - Editor : Nurlayla Ratri

12 - Oct - 2022, 16:02

Placeholder
Para jamaah dan tamu undangan saat menghadiri agenda doa bersama di rumah duka Hellen Prisella, yang meninggal paska menjalani perawatan medis akibat menjadi korban tragedi Kanjuruhan. (Foto : Ashaq Lupito / Jatim TIMES)

JATIMTIMES - Muhammad Said, kerabat dari Aremanita yang meninggal paska tragedi Kanjuruhan hanya bisa pasrah saat mengetahui cucunya yakni Hellen Prisella dinyatakan meninggal dunia, Selasa (11/10/2022).

Sosok kiai sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) PPAI Al Aziz ini berharap, kejadian yang dialami oleh cucunya tersebut tidak terulang kembali di kemudian hari.

Baca Juga : 4 Air yang Bakal Disuguhkan Pada Penghuni Surga, Ada Khamar? 

"Harapan kita jangan sampai terjadi lagi, karena memang musibah. Semuanya sudah berusaha maksimal, tapi ya ini hasil akhirnya seperti ini (meninggal dunia). Kita terima," ucapnya saat ditemui di rumah duka yang ada di Pondok Pesantren (Ponpes) PPAI Al Aziz, Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Selasa (11/10/2022) malam.

Selain mendoakan cucunya yang telah wafat, Said juga berdoa agar seluruh Aremania maupun Aremanita yang meninggal akibat tragedi Kanjuruhan, bisa diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa.

"Mudah-mudahan almarhumah diampuni oleh Allah, dan semua Aremania Aremanita yang meninggal mudah-mudahan mendapat magfirah dari Allah SWT," harapannya.

Di sisi lain, terkait proses hukum, Said mengaku tidak terlalu berharap banyak. Sebab, pihaknya memilih untuk memasrahkan proses hukum terkait meninggalnya Hellen kepada pihak berwajib.

"Ya kita pasrah saja, sudah ada yang berkewajiban untuk menyelesaikan itu. Kita ikut saja," ucapnya lirih.

Sementara itu, terkait adanya bantuan dari pemerintah, Said mengaku tidak mengetahui secara pasti. Hanya saja yang jelas, Hellen merupakan salah satu korban tragedi Kanjuruhan yang dijenguk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya kurang tahu masalah itu. Tapi kemarin kan sempat dijenguk Pak Jokowi juga waktu di Rumah Sakit," timpalnya.

Diceritakan Said, sesaat sebelum kejadian, korban pergi ke Stadion Kanjuruhan tidak sendirian. Melainkan bersama dengan saudaranya, yang notabene adalah keponakan dari Said.

"(Korban adalah) cucu saya. Kemarin itu (pergi ke Stadion Kanjuruhan) sama keponakan saya sendiri," jelasnya.

Namun setibanya di Stadion Kanjuruhan, lanjut Said, korban bertemu dengan beberapa temannya. Hingga akhirnya, Hellen berpisah dengan saudaranya dan memilih satu tribun dengan teman-temannya tersebut.

"Cuman mungkin di sana ketemu sama temannya yang sama-sama perempuan. Akhirnya tribunnya gak sama, pisah. Tapi kalau di tribun mana, nah itu yang saya kurang jelas," imbuhnya.

Hingga akhirnya, usai laga antara Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya berakhir, terjadi kericuhan dan penembakan gas air mata ke tribun penonton. Korban yang saat itu panik, berusaha lari untuk menyelamatkan diri.

Namun nahas, belum sampai keluar Stadion, korban dikabarkan terjatuh hingga mengalami luka parah di sekujur tubuhnya. 

"Kalau informasi dari yang bersama korban, yang menolong itu, katanya jatuh terus terinjak-injak," jelasnya.

Baca Juga : Fokus Penanganan Dampak Korban Kanjuruhan, Bupati Sanusi Rakor dengan Lintas Elemen

Lantaran terjatuh saat berdesak-desakan itulah, korban yang saat itu terinjak-injak oleh suporter yang juga panik saat tragedi Kanjuruhan terjadi, membuat korban mengalami sederet luka parah di sekujur tubuhnya.

Dijelaskan Said, dari pengamatan fisik, Hellen mengalami luka di bagian wajah hingga patah tulang di bagian tangan. 

"Kalau di bagian muka, di sebelah sini ada luka, di sini, di rahang. Sama tangannya (patah, red). Mungkin karena jatuh terus keinjak-injak, yang saya dapat informasinya seperti itu," terangnya sambil menunjuk ke bagian wajah seolah menjelaskan luka yang dialami cucunya.

Paska tragedi memilukan tersebut, Hellen sempat di bawa pulang ke rumah orang tuanya, sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Cakra Husada Turen. 

"Sempat dibawa ke Rumah Sakit Cakra dulu, terus pulang. Sampai di rumah itu muntah-muntah sama pusing," tuturnya.

Mengetahui kondisi Hellen yang semakin memprihatinkan, pihak keluarga akhirnya membawanya ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. 

"Kemudian waktu di sana (RSSA) kondisinya semakin lemas, akhirnya sama dokter diambil putusan untuk segera dioperasi. Karena menurut diagnosa dari dokter ada pendarahan di perut karena memang keinjak-injak itu," terangnya.

Namun setelah menjalani serangkaian operasi, kondisi Hellen semakin memburuk. Bahkan, perempuan 21 tahun itu dikabarkan sempat koma dan tidak sadarkan diri sebelum akhirnya meninggal dunia.

"Itu yang paling parah pendarahan di perut itu. Kata dokter mengharuskan itu memang dioperasi. Nah setelah dioperasi kok terus tidak sadar sampai akhirnya meninggal," tuturnya.

Saat menjalani operasi di RSSA Kota Malang, lanjut Said, dokter melakukan pembedahan untuk mengambil cairan darah yang ada di dalam tubuh korban. 

"Ya mungkin terinjak-injak itu, ada luka yang harus di operasi. Memang ada darah yang harus dikeluarkan," tukasnya.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Ashaq Lupito

Editor

Nurlayla Ratri