JATIMTIMES - Setelah mendapatkan penanganan intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, salah satu Aremanita yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan, Helen Prisella, dinyatakan meninggal dunia, Selasa (11/10/2022) siang.
Pantauan Jatim Times, sekitar pukul 17.15 WIB jenazah almarhumah berusia 21 tahun itu tiba di rumah duka yang ada di Pondok Pesantren (Ponpes) PPAI Al Aziz di Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Baca Juga : Sebut Kejahatan Prank Terbodoh, Tretan Muslim Sarankan Baim Wong Dihukum Tidak Bisa Upload Video Selamanya
Sekretaris Desa Amadanom Ellys Feridian Vetoska mengatakan, sebelum menjalani perawatan medis di RSSA Kota Malang, Helen sempat dibawa ke Rumah Sakit (RS) Cakra Husada Turen saat malam tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
"Kalau dari awal kan (dirawat) di Rumah Sakit Cakra, karena memang anaknya pertama enggan diperiksa. Jadi, dia hanya mengeluh sakit perut waktu itu. Tangannya juga sempat dibebal," ungkapnya.
Lantaran berobat saat malam hari dan keterbatasan peralatan yang dimiliki, pihak Rumah Sakit Cakra tidak bisa mendiagnosis sakit yang dialami Helen. Keluarga memilih membawa pulang Helen ke rumah.
"Di Cakra itu tidak bisa terindikasi yang dialami itu apa. Tidak rontgen, tidak apa, kan posisi malam waktu itu. Nah akhirnya karena pemeriksaan tidak menyeluruh, anaknya pulang," imbuh Ellys.
Keesokan harinya, tepatnya Minggu 2 Oktober 2022, korban mengeluh mual. Mengetahui hal itu, pihak keluarga berinisiatif memberikan bantal di bagian kepalanya guna mengatasi rasa mual yang dialami korban.
"Jadi, setelah dari Cakra itu, sempat pulang. Terus hari berikutnya waktu di rumah, ayahnya cerita dia mual terus. Dia itu sampai kepalanya dikasih bantal, tapi masih muntah terus. Akhirnya dibawa ke RSSA," ucap Ellys.
Saat menjalani perawatan di RSSA sejak Senin (3/11/2022) itulah, dokter mendiagnosis korban mengalami perdarahan di perut. "Ternyata pas sampai RSSA, di-USG, baru ketahuan di perutnya ada cairan sekitar 500 cc. Cairan darah. Kalau tidak dioperasi, tidak bisa. Akhirnya saat itu diputuskan untuk dioperasi," ungkap Ellys.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Ellys, korban menjalani operasi pada Selasa (4/11/2022). Setelah menjalani operasi, Helen dikabarkan tidak sadarkan diri sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga : Platform Baca Berita Android Paling Disukai
"Setelah operasi itu, dia tidak sadar. Jadi, sampai Selasa hari ini (11 Oktober 2022) koma. Bahkan waktu Pak Presiden (Jokowi) ke RSSA, dia belum sadar di ICU," kata Ellys.
Sebelum menjalani operasi, Helen yang saat itu masih sadarkan diri mengaku dirinya merasa panas. Hal itu dikeluhkan korban setelah mengalami tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Kita tahunya apa yang dia rasakan di sini (rumah). Waktu masih sadar hari pertama dan hari kedua itu, dia bilangnya sumuk (panas/gerah). Gitu aja. Jadi sebelum operasi, dia sesak. Memang benar-benar dia kesulitan untuk bernafas," ungkap Ellys.
Sebagaimana diberitakan, Plt Direktur RSSA Malang dr Kohar Hari Santoso mengatakan Hellen Prisella tutup usia pada Selasa (11/10/2022) sekitar pukul 14.25 WIB di RSSA Malang. Penyebabnya lantaran ada perdarahan karena trauma.
Sementara, spesialis anastesi konsultan ICU RSSA Malang dr Arie Zainul Fatoni menambahkan, Hellen mengalami acute respiratory distress syndrome atau dalam bahasa awam disebut gagal napas akut. Penyebabnya karena ada multitrauma hingga cedera paru-paru.
Selain bagian paru-paru yang bermasalah, Hellen juga mengalami perdarahan pada bagian organ dalam, yang mengharuskan dokter akhirnya melakukan operasi.