JATIMTIMES - Tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, khususnya korban meninggal dunia.
Duka itu seperti halnya dirasakan oleh Arsis (45), yang kehilangan anak pertamanya bernama Bahrul Ulum (22) pada tragedi kanjuruhan.
Baca Juga : Intens, Erick Thohir Bertemu Prabowo Bahas Apa?
Aris menceritakan anak pertamanya yang masih baru bekerja 1,5 bulan di mebel kawasan Jalan Raya Sulfat, Kota Malang itu tidak hanya menyukai olahraga sepak bola, melainkan lebih dari itu, Bahrul Ulum sangat mencintai dan menyayangi olahraga sepak bola.
Anak pertamanya itu pun juga hobi bermain futsal. "Kalau main futsal biasanya di daerah Gor Ken Arok sini. Namanya anak muda, saya terus dukung minatnya untuk menekuni dunia olahraga," ujar Arsis ketika ditemui di kediamannya di kawasan Gang Tomat, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Selasa (11/10/2022).
Sambil berlinang air mata, Arsis mencoba mengingat ketika tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi. Ketika akan menuju ke Stadion Kanjuruhan untuk melihat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya, Bahrul Ulum pada pagi hari hanya berpamitan untuk sore harinya akan menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan.
"Sebelum berangkat itu paginya pamit mau lihat Arema dan saat sorenya saya pas nggak ada di rumah, cuma pamit ke adiknya. Dia berangkat sama teman-temannya," terang Arsis.
Lebih lanjut, ketika tragedi di Stadion Kanjuruhan ramai mendapatkan sorotan, Arsis menyadari bahwa anaknya belum pulang ke rumah sampai dini hari menjelang waktu salat Subuh. Hingga pagi harinya dihubungi, Bahrul Ulum pun tak menjawab.
"Akhirnya ponakan saya inisiatif untuk mencari anak saya, karena saya udah nggak kuat mas. Akhirnya pagi ditemukan anak saya di Rumah Sakit daerah Gondanglegi sudah dalam keadaan meninggal dunia," tutur Arsis.
Sebagai informasi, Bahrul Ulum merupakan satu dari 30 orang warga Kota Malang yang meninggal dunia akibat tragedi Stadion Kanjuruhan.
Wali Kota Malang Sutiaji didampingi Ketua TP PKK Kota Malang Widayati Sutiaji pun langsung turun untuk menjenguk keluarga korban. Selain itu, Sutiaji juga memberikan bantuan sosial serta pendampingan psikologis bersama tim trauma healing yang telah dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang.