JATIMTIMES - Pemkab Lumajang melalui dinas teknisnya, yakni BPBD Lumajang harus mampu memetakan potensi bencana ketika musim hujan tiba. Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD Jatim asal Lumajang Ir. H. Artono, MM.
Pada bulan Desember mendatang, curah hujan akan cenderung tinggi, dan selama ini selalu menimbulkan banyak terjadi banjir di Lumajang.
Baca Juga : Warga Inginkan Tourism Center di Wilayah Selatan, Bukti Geliat Wisata Lumajang
"Tahun lalu ada spot-spot baru wilayah rawan banjir di Kabupaten Lumajang. Seperti di Kutorenon Sukodono Lumajang, di Umbul Wonorejo yang kadang-kadang secara mendadak muncul banjir dari kawasan yang lebih tinggi. Ini harus benar-benar dipetakan secara baik dan merumuskan antisipasinya," kata Ir. H. Artono, MM. anggota DPRD Jatim dari PKS.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim ini menyebut, pasca terjadinya erupsi Semeru beberapa waktu lalu, banyak infrastruktur yang rusak. Termasuk jalan dan jembatan.
"Contohnya warga Pronojiwo harus melewati kawasan rawan bencana untuk bisa sampai ke Lumajang dan sebaliknya. Jalan alternativ Curah Kobo'an itu sangat rawan, tapi karena tidak ada pilihan, maka jalan alterntiv itu yang digunakan," kata Ir. H. Artono.
Khusus kawasan tersebut, BPBD Lumajang harus memiliki alarm system, apapun bentuknya, sehingga ketika ada potensi banjir, masyarakat bisa segera melakukan usaha penyelamatan.
"Apalagi itu adalah kawasan tambang yang penuh dengan aktivitas pertambangan dan ekonomi, perlu adanya kewaspadaan tinggi, agar tak ada korban lagi, baik manusia maupun materi," harap Ir. H. Artono kemudian.
Baca Juga : Wakil Bupati Fattah Jasin Terpilih Jadi Ketua Askab PSSI Pamekasan
Diakui H. Artono, Lumajang memang memiliki potensi bencana yang cukup lengkap. Mulai dari gempa bumi, banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor, bahkan ada potensi tsunami.
"Makanya perencanaan dan penganggarannya harus benar-benar sesuai dengan potensi itu," jelasnya kemudian.