JATIMTIMES - Tren belanja online kian meningkat dari waktu ke waktu. Generasi Z (kelahiran 1997 ke atas) dan milenial (kelahiran 1981-1996) mendominasi sebagai kelompok usia yang paling banyak melakukan belanja online di Indonesia.
Diolah dari laman Populix, survei melibatkan 6.285 responden dari berbagai kalangan usia di Indonesia. Survei ini menghasilkan intensitas belanja online berdasarkan kelompok usia tertinggi, diisi oleh kalangan usia 18-21 tahun dengan 35 persen dan 22-28 tahun yang mendapat 33 persen.
Baca Juga : 4 Ruang Kelas Ambruk Akibat Guyuran Hujan, Polres Jember Dirikan Tenda Darurat untuk KBM
Kelompok usia 29-38 tahun berada di posisi ke tiga dengan perolehan 18 persen, kelompok usia 39-55 tahun sebanyak 5 persen dan kelompok usia di bawah 18 tahun sebanyak 9 persen yang beraktivitas belanja online.
Dua generasi ini memiliki kemampuan adaptasi teknologi yang membuat teknologi e-commerce dengan mudah diadopsi oleh kedua generasi ini. Bukan hanya itu saja dua populasi ini juga mendominasi penduduk Indonesia. Hal inipun menjadikan generasi ini menjadi pasar terbesar e-commerce di Indonesia.
Terdapat beberapa alasan baik kaum laki-laki maupun perempuan berbelanja online. Di antaranya adalah promo diskon menarik. Alasan ini banyak menarik kaum laki-laki berbelanja online sebanyak 40 persen dan perempuan sebanyak 30 persen.
Sementara untuk ketertarikan terhadap promo ongkos kirim justru kaum laki-laki jarang yang tertarik. Hanya 18 persen kaum laki-laki yang tertarik promo ini.
"Wanita lebih termotivasi untuk belanja online karena faktor promo pada ongkos kirim. Alasan promo ongkos kirim mendapat 30 persen suara responden, sementara hanya 18 persen responden pria yang memilih alasan tersebut," dilansir dari situs Populix.
Baca Juga : Tragedi Kanjuruhan dan Algoritma Semesta
Kemudian alasan seringkali berbelanja pada sebuah situs untuk kaum laki-laki sebanyak 22 persen dan untuk kaum perempuan sebanyak 24 persen. Selain itu, alasan berbelanja online karena barang lebih lengkap baik, kaum laki-laki dan perempuan sama, yakni sebanyak 8 persen.
Sementara untuk yang tertarik berbelanja online karena tampilan antarmuka layanan, kaum laki-laki sebanyak 8 persen dan kaum perempuan sebanyak 5 persen.