JATIMTIMES - Pimpinan dan civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya bersama dengan pimpinan dan civitas akademika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang beserta seluruh pimpinan dan civitas akademika Perguruan Tinggi Keislaman Swasta di lingkungan Kopertais Wilayah IV menggelar doa dan tahlil untuk korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, Jum'at (7/10/2022) malam secara online.
Acara yang diikuti oleh ratusan civitas akademika ini dilakukan secara daring. Acara ini merupakan wujud solidaritas PTKI se-Jawa Timur terhadap korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Setelah dibuka oleh Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., Wakil Rektor III UINSA Surabaya, acara dilanjutkan dengan sambutan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malam, Prof. Dr. M. Zainuddin, MA, dan Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad. Dip. SEA., M.Phil., Ph.D. Dalam sambutannya, kedua rektor menekankan makna persaudaraan dan pentingnya solidaritas kepada saudara sebangsa dalam menanggung kedukaan.
Baca Juga : Pasca Tragedi, Aremania Tugu Tirta Tabur Bunga di Stadion Kanjuruhan dan Salat Ghaib
Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa tahlil yang dipimpin oleh Dr. KH. M. Isyroqun Najah, M.Ag., Wakil Rektor IV UIN Maliki Malang. Acara tahlil ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Dr. KH. Abdul Aziz, M.Ag., Rektor Universitas Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo, yang juga Ketua Forum Pimpinan PTKIS se-Jawa Timur.
Dalam acara ini juga dibacakan pernyataan sikap oleh ketiga rektor tersebut secara bergantian. Tepat pukul 20.30 WIB acara Doa dan Tahlil untuk Korban Tragedi Kanjuruhan usai setelah ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Prof. Dr. KH. Saiful Jazil, M.Ag., Kepala Ma’had UINSA Surabaya.
Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya , Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad. Dip. SEA., M.Phil., Ph.D menyampaikan Tragedi Kanjuruhan bukan hanya tragedi sepak bola. Lebih dari itu, ia adalah tragedi kemanusiaan.
"Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi yang mengoyak nilai-nilai kemanusiaan kita semua. Tidak ada satu event sepak bola yang memakan korban dengan jumlah yang begitu fantastis sepanjang sejarah sepak bola tanah air, bahkan dunia," ujarnya.
Meski demikian menurut dia tragedi dan kesedihan ini tidak akan melemahkan dan memecah belah bangsa. Sepak bola adalah olahraga yang selama ini telah berhasil menyatukan bangsa di tengah dorongan segelintir orang yang hendak memecah belah dengan isu-isu agama, ras, suku, dan golongan.
"Ada saat-saat di mana kita berhadapan antara satu dengan yang lain untuk memperoleh kemenangan. Namun, semangat persatuan kita sebagai bangsa pada akhirnya memanggil kita untuk bergandengan tangan saling menguatkan di saat saudara-saudara sebangsa kita sedang dirundung duka dan kemalangan dalam tragedi tersebut," tegasnya.
Baca Juga : Wali Kota Malang Sutiaji Ucapkan Terima Kasih kepada Polisi Telah Tetapkan 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan
Sementara itu Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. M. Zainuddin, MA menambahkan duka cita yang mendalam kepada korban dan keluarganya, baik yang meninggal maupun yang luka-luka. Atas tragedi yang menimpa, karena tidak ada sepakbola yang lebih berharga dari nyawa manusia.
"Menyerukan kepada semua pihak untuk memperkuat solidaritas dan memberi dukungan dan bantuan terhadap korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Menyerukan kepada pihak-pihak tertentu untuk tidak memanfaatkan tragedi ini demi kepentingan sempit dan sesaat bagi kelompok tertentu, di mana hal itu merupakan perilaku mengail keuntungan di atas kesedihan orang lain," bebernya.