JATIMTIMES - Viral beredar di TikTok potongan ceramah Emha Ainun Najib atau akrab dikenal Cak Nun yang berharap suporter Arema menjadi satu dengan Persebaya layaknya suporter tim sepak bola lainnya di Jawa Timur.
Dalam video unggahan @_sandi27, Cak Nun bertanya kepada Jamaah Maiyah (sapaan akrab pengikut Cak Nun) yang didominasi suporter Persebaya.
Baca Juga : JIS Jadi Legacy Nyata Anies Baswedan saat Pimpin Daerah, 97 Jurnalis asal Jatim Dibuat Kagum
“Saya tanya, Arema itu musuh kamu, haa? Iya? Iya?” tanya Cak Nun. "Iya," terderngar suara jawab dari Jamaah Maiyah.
"Oke musuhmu. Kalau bermusuhan bagaimana caranya itu? Pukul-pukulan, lempar-lemparan, bacok-bacokan, bunuh-bunuhan, Atau bagaimana kalau musuhan itu? Ejek-ejekan?" lanjut tanya Cak Nun.
Jamaah pun diam. Kemudian Cak Nun menjelaskan bahwa musuhan dengan cara mengolok-olok itu pengecut. "Kamu saya kasih tahu, lempar-lemparan itu pekerjaan pengecut," ucap tokoh intelektual muslim yang lahir di Jombang itu.
"Pekerjaan paling pengecut di dunia itu orang yang membuat rudal. Beraninya mengirimi dari jauh," lanjutnya. "Kalau berani bermusuhan ya hadap-hadapan sini," sambung dia.
Ditegaskan Cak Nun bahwa dirinya tidak mau bermusuhan. Ia bisanya hanya mencintai. "Kalau aku ini tidak mau musuhan, aku bisanya cinta. Kalau musuhan, saya bunuh, langsung saya bunuh!," tandasnya.
"Jangan sampai bermusuhan dengan saya, saya tidak mau. Sebab, kalau saya musuhan, gak taek-taekan, matek kon! (bodoh amat, mati kamu!)," tandas Cak Nun.
Ditegaskan Cak Nun, pemain Arema maupun Persibaya sama-sama bekerja di bidang olahraga sepak bola. Lalu apa gunanya bermusuhan.
Baca Juga : Musibah Kubro Sepak Bola, Mengapa Mesti Terjadi?
"Kalau menurutku betapa indahnya Jawa Rimur. Betapa tidak bisa bicara apa-apa itu Jakarta atau PSSI, kalau ada bendera Aremania, bendera (suporter klub sepak bola, termasuk Peesebaya). Seluruh Jawa Timur berdiri menjadi satu," harap Cak Nun.
Diketahui, telah rerjadi kericuhan usai Persebaya mengalahkan Arema pada Sabtu malam (1/10/2022). Bukan hanya kerusakan. Peristiwa itu juga menghilangkan banyak nyawa.
Jumlah korban meninggal hingga 129 orang sampai Minggu (2/10/2022) pagi. Ratusan korban juga menjalani perawatan di beberapa rumah sakit di Kepanjen dan sekitarnya.