Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur membekali usahawan pondok pesantren dengan ilmu pemasaran digital (digital marketing). Kegiatan yang digelar bekerja sama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo itu dikemas dengan Boothcamp Digital Marketing Pesantren.
Kegiatan yang berlangsung pada 24-25 September 2022 itu diikuti oleh 42 peserta dari beberapa pondok pesantren dan ditempatkan di Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton yang menjadi bagian dari pondok tersebut. Para pengurus KPEU MUI Jatim juga tampak hadir, di antaranya ketua, wakil ketua, sekretaris, serta para pengurus yang lain.
Ketua KPEU MUI Jawa Timur H Noor Shodiq Askandar mengatakan, kegiatan dimaksudkan untuk membekali para wirausahawan pondok pesantren dengan ilmu pemasaran digital. “Kami ingin membekali dan meningkatkan soft skill SDM unit bisnis pesantren yang unggul di era revolusi sosial 5.0. Jangan sampai SDM unit usaha pesantren ketinggalan dengan mereka yang di luar,” kata Gus Shodiq, sapaan akrabnya.
Baca Juga : Ikuti Jejak Kakaknya, Akmarawita Kadir Nahkodai Ormas MKGR Surabaya
“Saatnya pesantren bangkit dan memberikan kemanfaatan bagi umat melalui pengembangan kewirausahaan,” jelas Gus Shodiq yang juga Wakil Rektor 2 Universitas Islam Malang (Unisma) itu.
Hadir sebagai narasumber para praktisi pemasaran dari Shio Digipreneur Surabaya. Sedangkan materi yang diberikan meliputi dasar-dasar marketing berbasis digital untuk meningkatkan penjualan dan omset bisnis, memulai pemasaran secara digital, pembuatan aset digital, copywriting, dan konten marketing.
Selain paparan tentang teori dari para narasumber, para peserta juga mengikuti diskusi kelompok dan berpraktik langsung dengan mengadopsi metode project based learning.
Baca Juga : Hadir di Jombang! 3Second Family Store Langsung Diserbu Ratusan Pelanggan
Rektor Unuja, Dr KH Abdul Hamid Wahid, MAg menyambut baik kerja sama tersebut. Menurut Gus Hamid, sapaan akrab putra KH A Wahid Zaini itu, pemasaran secara digital saat tak bisa dianggap remeh lagi. Bahkan sudah masuk dalam kategori wajib menurut ilmu pemasaran, sebab saat ini sudah masuk era digital. Semua hal dilakukan secara digital. “Kegiatan ini untuk menguatkan pangsa pasar produk pesantren, jangan sampai ketinggalan,” jelas Gus Hamid.