JATIMTIMES - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim(UIN Maliki) Malang menorehkan prestasi membanggakan. Dua raihan juara disabet langsung dalam ajang kompetisi Business Plan Competition tingkat mahasiswa yang diadakan Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang dengan tema "Developing a Creative Business Base on Industry 4.0".
Perwakilan UIN Maliki yang terdiri dari tiga mahasiswa, yakni Maziyatul Khoiroh, Deby Putri Aditiya, dan M. Hafizul Haqiqi, menjadi juara 1 dan juara best video dalam kompetisi ini.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Ajak Kuatkan Sport Tourism Malang Raya di Puncak Haornas 2022 Jatim di Kota Malang
Tiga mahasiswa dari Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) UIN Maliki, itu mengusung ide "Diserlan (Dimsum Serat Siwalan), inovasi dimsum dengan pemanfaatan potensi lokal sebagai oleh-oleh khas Tuban berbasis sosiopreneur".
Ide ini dilatarbelakangi munculnya berbagai olahan makanan modern di era milenial ini. Inovasi dimsum ini dilakukan melihat melimpahnya siwalan yang merupakan tanaman tropis yang tumbuh baik di wilayah Jawa Timur, khususnya Kabupaten Tuban.
Dari observasi, selama ini, banyak masyarakat yang hanya menjadi petani dan penjual buah siwalan (legen dan ental). Namun, para petani dan penjual siwalan sering membuang hasil sampingnya (serat siwalan) karena dianggap tidak memiliki manfaat.
Serat siwalan dalam seminggu cukup banyak dihasilkan oleh para penjual es siwalan. Bahkan, jumlahnya mencapai 500 sampai 1.000 batok siwalan. Limbah tersebut banyak dianggap tak memiliki nilai manfaat. Untuk itulah, agar tak menimbulkan bau, limbah tersebut kemudian dibakar.
"Dari permasalahan tersebutlah, kemudian tiga mahasiswa UIN Malang membuat inovasi memanfaatkan serat Siwalan menjadi olahan dimsum," jelas tiga mahasiswa tersebut.
Pemilihan dimsum sebagai produk olahan berbahan siwalan juga menjadi pertimbangan. Dimsum selama ini merupakan makanan modern yang banyak dijual di Indonesia. Umumnya dimsum terbuat dari daging ayam. Ini menjadi makanan yang disukai oleh semua kalangan.
"Kami ingin mengangkat nilai ekonomis dari serat buah siwalan, yakni dijadikan dimsum," kata Deby Putri.
Baca Juga : Pesan Menko Polhukam untuk Para Mahasiswa di OSHIKA MABA Pascasarjana Unisma
Untuk itulah, adanya inovasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada, yakni menciptakan makanan yang sehat, unik, praktis, dan terjangkau.
Produk ini sendiri menjadi produk makanan sehat, yakni berbahan dasar serat siwalan yang memiliki kandungan zat antosianin, monoterpene, dan sesquiterpen yang baik untuk tubuh. Kemudian, makanan ini unik karena belum pernah ada dimsum yang berbahan baku serat siwalan.
Selain itu, produk ini disebut praktis. Hal ini lantaran dapat dimakan di mana dan kapan saja atau ready to eat and ready to use. Harganya pun lebih terjangkau daripada dimsum pada umumnya.
"Dalam hal ini, kami juga menerapkan aspek sosiopreneur, yakni inovasi Diserlan mampu meningkatkan nilai ekonomis kulit siwalan, pemberdayaan potensi lokal di Kabupaten Tuban berupa buah siwalan, serta pemberdayaan ibu-ibu sebagai tenaga produksi," pungkas Haqiqi.