JATIMTIMES - Saat ini Kota Batu memasuki pergantian musim kemarau ke penghujan. Ancaman potensi bencana banjir bandang pun bisa terjadi kembali.
Berkaca peristiwa banjir bandang pada 4 November 2021 silam. Bencana itu meluluhlantahkan rumah warga, hewan ternak, pertanian, hingga menewaskan warga di Kecamatan Bumiaji. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melakukan antisipasi.
Baca Juga : DPMPTSP Pemkab Blitar Terbitkan 5.582 Izin Berusaha, Paling Banyak di Sektor UMK
“Potensinya masih ada. Dan tidak menutup kemungkinan peristiwa banjir di kawasan Kecamatan Bumiaji pada tahun lalu kembali terjadi,” ungkap Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim.
Pengawasan secara intens pun bakal dilakukan kawasan rawan banjir, hingga titik-titik lainnya. Mengingat, terdapat 10 titik potensi banjir pada tahun ini.
“Misalnya yang kerap terjadi banjir seperti di Sungai Beru dan Sungai Paron. Selain itu juga beberapa titik di kawasan pemukiman Kota Batu seperti Kelurahan Sisir dan Kelurahan Temas,” ucap Rochim.
Tak hanya banjir, saat hujan terjadi Kota Batu juga dibayangi dengan tanah longsor. Ada tujuh titik kawasan dengan potensi bencana longsor yakni Desa Giripurno, Kelurahan Songgokerto, dan Desa Gunungsari.
Baca Juga : Setoran Retribusi Parkir Tepi Jalan di Kota Batu Jauh dari Target, E-Parkir Mulai Disosialisasikan
“Untuk mengantisipasi tanah longsor kami telah memasang 11 unit Early Warning System (EWS) di setiap lereng Gunung Arjuno,” terang Rochim.
EWS itu tersebar di Desa Sumber Brantas, Desa Sumbergondo, Desa Gunungsari, Desa Punten, Desa Tulungrejo dan Desa Sumberejo. Dengan EWS itu untuk mengantisipasi lebih dini bahaya tanah longsor. Mengingat setiap kali turun hujan, potensi tanah longsor di Kota Batu cukup tinggi.