JATIMTIMES - Food and Drugs Adminsitration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penggunaan dua jenis vaksin untuk pencegahan penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Dilansir dari Kompas.com, dua jenis vaksin untuk pencegahan penyakit cacar monyet yang telah disetujui FDA tersebut yakni JYNNEOS dan ACAM2000. Selain FDA, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS juga telah menyetujui penggunaan kedua jenis vaksin tersebut untuk pencegahan penyakit cacar monyet.
Baca Juga : Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia, Kemenkes Siapkan 10 Ribu Vaksin
Namun, hingga saat ini, penyakit yang disebabkan adanya infeksi virus cacar monyet yang mana virus tersebut termasuk genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, masih belum ditemukan pengobatan khusus atau antivirus yang terbukti dapat menyembuhkan penyakit cacar monyet.
Vaksin JYNNEOS
Vaksin cacar JYNNEOS dapat disebut dengan imvanex atau imvamune. Vaksin ini mampu memberikan proteksi terhadap infeksi yang disebabkan oleh penyakit cacar monyet.
Menurut FDA, orang yang telah menerima vaksin cacar air atau varicella sewaktu bayi, kemungkinan hanya butuh satu dosis Vaksin JYNNEOS. Namun, seseorang yang belum pernah sama sekali menerima vaksin cacar air, disarankan mendapatkan vaksin imvanex ini sebanyak dua dosis.
Suntikan kedua diberikan dengan selang waktu satu bulan setelah pemberian dosis pertama. Untuk diketahui, Vaksin Imvanex sejauh ini telah digunakan di negara-negara Uni Eropa setelah World Health Organization (WHO) menyatakan penyebaran monkeypox sebagai darurat kesehatan global.
Vaksin ACAM2000
Vaksin ACAM2000 mengandung virus hidup atau vaccinia yang dapat berkembangbiak. Penggunaan virus ACAM2000 dianjurkan untuk orang yang berusia minimal 18 tahun dan berisiko tinggi terinfeksi.
Dilansir dari WebMD, tubuh membutuhkan waktu sekitar empat minggu untuk membangun kekebalan terhadap virus monkeypox setelah seseorang menerima dosis kedua ACAM2000.
Seseorang yang baru mendapat vaksin ACAM2000 akan merasakan reaksi berupa benjolan merah yang gatal. Setidaknya diperlukan waktu hingga enam minggu untuk menyembuhkan lesi atau benjolan tersebut.
Lebih lanjut, CDC merekomendasikan orang-orang yang paling berisiko tertular cacar monyet untuk segera divaksin. Di antaranya, orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien cacar monyet, semisal keluarga, dokter dan tenaga kesehatan.
Baca Juga : Tampil Lebih Chic dengan Ponsel Keren Oppo A1K
Kemudian, seseorang yang melakukan hubungan seks dengan penderita cacar monyet; seseorang yang bekerja di laboratorium dan menangani sampel atau hewan dengan orthopoxvirus; serta anak-anak di bawah usia delapan tahun.
CDC menyarankan agar pemberian vaksin cacar monyet sebaiknya diberikan sebelum seseorang tertular penyakit cacar monyet. Namun, jila sudah tertular juga masih diperbolehkan menerima Vaksin JYNNEOS dan ACAM2000.
Selain itu, pihak CDC juga menyarankan agar pemberian vaksin cacar monyet untuk diberikan dalam empat hari setelah seseorang terpapar cacar monyet. Di mana hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perkembangbiakan virus.
Vaksinasi yang diberikan empat sampai 14 hari setelah terpapar, dapat mengurangi gejala-gejala berat akibat monkeypox, namun tidak langsung mematikan virus tersebut.
Selanjutnya, terdapat beberapa efek samping setelah pemberian vaksin cacar monyet. Di antaranya demam ringan, lemas atau kelelahan, lesi atau benjolan merah di bagian bekas suntikan, hingga gatal di area bekas suntikan.
Sebagai informasi, vaksin cacar monyet jenis ACAM2000 akan memberikan efek samping serius kepada seseorang yang mengalami penyakit atau masalah pada sistem kekebalan tubuh. Yakni demam parah hingga pembengkakan otot jantung.