free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Didemo Warga dan Didesak Tutup Padepokannya, Gus Samsudin Bersikukuh Punya Izin Praktik

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

02 - Aug - 2022, 00:02

Placeholder
Mediasi antara Gus Samsudin, warga, dan kepala desa Rejowinangun digelar di Mapolsek Lodoyo Barat.

JATIMTIMES - Perseteruan Gus Samsudin dengan Pesulap Merah memasuki babak baru. Terkini, Padepokan Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, digeruduk warga, Minggu (31/7/2022).

Ratusan massa memadati depan gerbang padepokan. Mereka menuntut agar padepokan  yang dipimpin Gus Samsudin ditutup karena diduga melakukan praktik pengobatan abal-abal. Sayangnya pintu gerbang padepokan yang berdiri kokoh itu tertutup rapat.

Baca Juga : NPK Pelangi JOS PKT Kembali Buktikan Kualitas, Produktivitas Bawang Merah di Kintamani Naik 24 Persen

Saat warga melakukan unjuk rasa, tak satu pun pihak padepokan yang menemui warga. "Warga sepakat untuk melalukan aksi agar padepokan Gus Samsudin ditutup karena diduga melakukan penipuan publik," ujar salah satu warga yang ikut aksi.

Pria yang tak mau disebutkan namanya itu mengatakan bahwa warga tak ada yang percaya dengan praktik pengobatan yang dilakukan Gus Samsudin. Bahkan, ketidakpercayaan warga sudah muncul sebelum polemik dan kegaduhan yang terjadi di padepokan Gus Samsudin saat didatangi Pesulap Merah.  Karena itu, warga meminta  padepokan ditutup. "Warga satu desa ini nggak ada yang percaya. Jadi, lebih baik padepokan ditutup saja," imbuhnya.

Informasi yang diterima JATIMTIMES, setelah padepokannya ditutup, Gus Samsudin bersama kepala desa Rejowinangun dan perwakilan warga melakukan mediasi di Mapolsek Lodoyo Barat. Usai mediasi, Gus Samsudin menyatakan masih enggan menutup padepokannya secara permanen.

"Saya mendirikan padepokan ada izin praktiknya. Dan dari perizinan tidak ada yang nyuruh untuk menutup. Jadi, kalau padepokan ini ditutup, maka tidak ada dasarnya. Kalau saya terbukti melakukan kesalahan, saya tutup. Kalau tidak (salah), saya suruh tutup, ya bagaimana," kata Gus Samsudin usai menggelar mediasi.

Sementara, Kepala Desa Rejowinangun  Bhagas Wigasto mengatakan,  aksi yang dilakukan ratusan warga di padepokan Gus Samsudin merupakan buntut dari kasus yang terjadi saat padepokan Gus Samsudin didatangi YouTuber Pesulap Merah pada Rabu 20 Juli lalu. Perseteruan itu kemudian memanas hingga menimbulkan polemik di media sosial. 

“Kami dari pemerintah desa memastikan  bersikap netral. Kami memastikan tidak ada pembelaan untuk Gus Samsudin. Semua langkah dilakukan sesuai prosedur," kata Bhagas.

Baca Juga : Mobil Terjebak di Tengah Sawah Secara Misterius, Warga: Mungkin Disesatkan Dunia Lain

Dalam mediasi ini disepakati, Gus Samsudin menutup sementara padepokannya hingga permasalahanya dengan Pesulap Merah selesai. Bhagas meminta  pihak padepokan melakukan musyawarah dengan warga, dengan Pesulap Merah , dan semua pihak terkait untuk mencari jalan  keluar atas permasalahan ini.

 "Penutupan yang dilakukan tidak bisa dipastikan dengan jangka waktu hari. Namun harus dilakukan hingga permasalahan selesai," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, terjadi kegaduhan di depan padepokan Gus Samsudin. Kegaduhan bermula saat YouTuber Pesulap Merah  atau Marcel Radhival mendatangi padepokan Gus Samsudin pada Rabu 20 Juli 2022.

Kedatangan Pesulap Merah waktu itu adalah untuk melakukan pembuktian soal kemampuan Gus Samsudin. Namun kehadirannya yang tiba-tiba ditolak pengikut Gus Samsudin. Hal itu kemudian menimbulkan kegaduhan di sekitar padepokan.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy