JATIMTIMES - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) terus berupaya membuat lulusannya punya daya saing global. Hal ini tentu sejalan dengan tuntutan era revolusi industri 4.0 dan upaya menghasilkan lulusan yang memiliki karakter 4.0, sesuai harapan pengguna dan lingkungan bisnis.
Berbagai upaya yang sudah dilakukan di antaranya perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas SDM dosen, serta meningkatkan mitra kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Untuk menjembatani hal tersebut, pada 23-25 Mei 2022, telah digelar ujian sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan oleh Jurusan Manajemen, Akuntansi, Perbankan Syariah.
Baca Juga : Arema Luncurkan Logo dan Slogan Jiwa Jawara, Kobarkan Semangat Merebut Juara Liga 1
Ujian sertifikasi kompetensi yang digelar pada bidang practical offfice advanced dengan Lembaga Sertifikasi Profesi – TIK Indonesia sebagai bidang sertifikasi profesi bidang IT dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Setelah melalui berbagai tahapan uji kompetensi tersebut, peserta yang terdiri calon lulusan dan tenaga pendidik FEB Unisma dinyatakan kompeten oleh BNSP. Sehingga pada 18 Juli 2022, digelar penyerahan sertifikat kompetensi bidang POA secara hibrid dihadiri oleh perwakilan LSP TIK Nasional Yusril Afrian SKom MKom, fekan beserta jajaran pimpinan FEB Unisma serta perwakilan peserta uji sertifikasi kompetensi TIK dari mahasiswa.
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MSi menyampaikan, mereka yang dinyatakan berkompeten berhak untuk menerima sertifikat kompetensi dari BNSP yang diuji oleh Lembaga Sertifikasi TIK Nasional. Implementasi kampus merdeka, hyang terpenting adalah kampus harus bisa berkolaborasi dalam pemanfaatan sumber daya manusia maupun peningkatan sumber daya lainnya.
"Alhamdulillah harapan kami sesuai. Inilah yang kami inginkan bahwa calon lulusan atau mahasiswa akhir harus kompeten. Artinya penguasaan dan kompetensi kerja di bidang TIK harus diakui oleh lembaga yang kredibel, yaitu BNSP dan dinyatakan Kompeten," ungkapnya.
Di era ini, transformasi digital sangatlah penting. palah artinya lulusan jika tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Maka dari itu, teknologi mendominasi dan adanya MBKM bahwa lulusan harus memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri.
Era revolusi industri 4.0 dan disrupsi ekonomi serta adanya dinamika perkembangan teknologi yang sangat cepat dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki standar kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.
Diana mengatakan, terdapat 3 hal yang harus dipenuhi, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Maka FEB Unisma menjembatani hal ini dikarenakan tuntutan dari dunia industri.
"Mahasiswa lulus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh kebutuhan dunia industri. Inilah yang akan mendukung karir di dunia kerja. Sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi kompetensi lebih employable dan produktif" jelasnya.
Baca Juga : Manusia Pertama yang Dibangkitkan saat Hari Kiamat sampai Malaikat Merasa Malu
Pihaknya menekankan bahwa kemampuan akademis mahasiswa telah mendapatkan pengakuan berupa Ijasah S1. Namun untuk pengakuan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu, perlu adanya pengakuan berupa sertifikat kompetensi.
"Sertifikat kompetensi berlaku di berbagai bidang, seperti saat ini. Kompentensi saudara di bidang penguasaan teknologi telah mendapatkan pengakuan dari BNSP beruapa sertifikat komptensi yang akan saudara terima. Di dalamnya saudara dinyatakan kompeten untuk bidang practical office advance," ucap Diana.
Sementara itu, perwakilan dari LSP TIK Yusriel Adrian menyatakan bahwa uji kompetensi ini merupakan ujian kedua yang diadakan di Unisma. Hal ini tentu merupakan tindak lanjut atas kerja sama yang terjalin antara FEB Unisma dan TIK Indonesia.
"Ini merupakan bentuk kerja sama guna meningkatkan komptensi sumber daya manusia agar sejalan dengan harapan pengguna yaitu dunia Industri di bidang TIK," pungkasnya.