JATIMTIMES - BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) kembali membayarkan santunan kepada ahli waris dari seorang pekerja yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja saat sedang menjalani work from home (WFH).
Pria yang bekerja sebagai general manager di PT Sumber Alfaria Trijaya tersebut merupakan peserta aktif BPJAMSOSTEK sejak tahun 1993. Ahli waris berhak atas manfaat program jaminan sosial ketenagakerjaan dengan nilai total mencapai Rp 4,4 miliar.
Baca Juga : Laba Turun Jadi Sorotan Dewan, 5 Hal Mengejutkan PDAM Tirta Lestari Tuban
Manfaat yang diterima terdiri dari santunan kematian karena kecelakaan kerja sebesar 48 kali upah yang dilaporkan, biaya pemakaman, santunan berkala selama 24 bulan yang dibayarkan secara lumpsum, serta beasiswa bagi dua orang anak maksimal sebesar Rp 174 juta. Selain itu, secara otomatis, saldo jaminan hari tua (JHT) yang dimiliki oleh peserta juga turut dibayarkan, serta manfaat jaminan pensiun (JP) juga diberikan secara berkala setiap bulan.
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia yang menyerahkan langsung santunan kepada ahli waris korban menyatakan bahwa sebesar apapun manfaat yang diberikan tidak dapat menggantikan kehadiran orang yang dicintai. Namun Roswita yakin santunan tersebut mampu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dan bermanfaat untuk meneruskan kehidupan mereka.
“Atas nama pribadi dan manajemen BPJAMSOSTEK, saya mengucapkan duka yang mendalam atas meninggalnya Bapak Sonny Sofianto. Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, BPJAMSOSTEK memperluas ruang lingkup perlindungan, sehingga pekerja yang menjalami WFH juga masih mendapatkan perlindungan. Ini merupakan bukti tanggung jawab negara dalam memastikan perlindungan dan kesejahtaraan pekerja beserta keluarga,” kata Roswita.
Terkait peningkatan kualitas Layanan, dalam kesempatan tersebut, Roswita memberikan tanggapan atas hasil investigasi yang dilakukan Ombudsman. Menurut dia, saat ini BPJAMSOSTEK masih mempelajari dan menghargai hal tersebut yang bertujuan untuk peningkatan kualitas layanan kepada peserta.
Lebih jauh, Roswita menjelaskan bahwa sejak awal tahun 2021, BPJAMSOSTEK telah melakukan simplifikasi prosedur dan persyaratan klaim JHT sehingga mendorong rata-rata success rate klaim JHT dari 55,05% di bulan Januari 2021 menjadi 95,01% di bulan Desember 2021. ''Hal tersebut terus meningkat sehingga pada semester pertama tahun 2022 success rate mencapai 99,51%. Dengan kata lain, hampir seluruh klaim yang diajukan oleh peserta dapat dibayarkan,'' imbuhnya.
Dalam upaya meningkatkan kemudahan dan kecepatan proses klaim, BPJAMSOSTEK telah meluncurkan aplikasi jamsostek mobile (JMO). Aplikasi tersebut mampu memangkas waktu pencairan klaim JHT dari yang awalnya rata-rata 10-15 hari menjadi hanya 10-15 menit. Selain itu, proses klaim tentu menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Baca Juga : Muhammadiyah Tetapkan Salat Idul Adha 9 Juli 2022, Ini Lokasinya di Malang Raya
Terkait dengan perluasan kepesertaan, BPJAMSOSTEK menargetkan 70 juta peserta aktif pada tahun 2026. Beragam strategi telah dijalankan. Di antaranya melakukan intensive collaboration dengan kementerian/lembaga, memberikan kemudahan peserta dengan memperluas kanal daftar & bayar iuran, serta terus menggenjot promosi, sosialisasi, dan edukasi.
“Dengan beragam manfaat dan kemudahan layanan, diharapkan mampu tercipta customer experience terbaik sehingga bisa berkontribusi dalam mewujudkan universal coverage jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia,” tutup Roswita.
Di tempat lain, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Madura Vinca Meitasari mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Bapak Sonny Sofianto.n"Semoga dengan manfaat yang telah diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan, dapat membantu kelangsungan hidup keluarga yang ditinggalkan,'' ucap Vinca.