JATIMTIMES - Satu tahun sudah kasus pelecehan seksual Julianto Eka Putra (JEP) pendiri Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu masih belum mendapatkan titik terang. Hingga akhirnya Rabu (6/7/2022) Deddy Corbuzier tertarik mengangkat korban JE dalam kontennya podcast.
Di video berdurasi 55 menit 31 detik itu ada rasa menyesal pernah mewawancarai sosok yang dulunya seorang motivator dalam sebuah program televisi yang dipandu Deddy.
Baca Juga : KDRT Dominasi Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di Kabupaten Blitar
“Nyesek pernah di acara gua, ngomongnya motivasi tapi pelaku pelecehan seksual,” ucap Deddy.
Karena perbuatan JE itu, membuatnya ingin mengangkat kejadian tersebut. Sebab kejadian itu tidak sekali terjadi. Yang membuat Deddy merasa aneh, sebelum JE melakukan perbuatan pelecahan seksual terlebih dahulu memberikan motivasi kepada korbannya.
Pengakuan korban, mereka dipanggil ke dalam kantor JE untuk diberi motivasi. Setelah memberikan motivasi, JE mulai melakukan pelecehan seksual. Mulai memeluk, mencium pipi, kening, hingga mencium bibir. Mulai diremas-remas payudara dari luar saat korban berada di sebuah warung dekat sekolah SPI. Kemudian mulai melakukan pelecehan seksual lagi, pada malam hari di sebuah ruang khusus JE beristirahat.
Korban JE mengaku mendapatkan perlakuan tersebut sebanyak 15 kali. Bahkan pernah dilakukan pelecehan seksual pada bagian belakang. Jika korban menolak langsung mendapatkan makian. Hingga dipukul dan mencari-cari kesalahan korban sampai diludahi.
“Banyak juga kekerasan fisik yang saya alami sejak SMA,” ucap korban.
Kejadian tersebut pun juga dilihat langsung oleh korban lainnya. Korban lainnya pernah dipaksa melalukan oral seks. Deddy yang mendengar langsung mengumpat.
Saat melakukan oral seks, korban hingga muntah, namun tetap dipaksa mencium buah zakarnya. Saat korban menolak, selalu mengatakan pelan-pelan saja. Hingga alasan JE karena ingin memberikan pelajar kepada korban.
Deddy yang mendengarkan kisah mereka pun hanya terdiam sejenak, hingga emosi keluar dan mengumpat. Deddy menjelaskan, kejadian yang dialami para korban itu sudah 13 tahun lalu dan terjadi di dalam lingkungan sekolah tersebut.
Baca Juga : Bapenda Kolaborasi dengan FIA UB Sosialisasi Perpajakan di Pakisaji
“Mungkin ini orang kuat kali. Coba kita lihat kuatan mana podcast gua, suara netizien,” tegas Deddy.
Deddy bertanya alasan tiba-tiba kasus ini mencuat kepada korban. Ternyata pada 2018 korban berusaha membeberkan kebenaran yang terjadi kepada ketua yayasan yang ada di sana supaya mendapatkan perlindungan namun tidak membuahkan hasil.
Hingga akhirnya di 2020 para korban mengetahui kekerasan seksual itu tidak hanya terjadi pada satu orang namun cukup banyak korban. Sampai dua korban yang diundang Deddy dalam podcast tersebut melaporkan kejadian kepada Komnas PA.
“Saat itu Komnas PA pernah berkunjung ke sekolah,” terang korban.
Sementara itu sidang perkara dugaan kekerasan seksual sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Batu dengan agenda pemeriksaan terdakwa digelar di Pengadilan Negeri Kelas I A Malang (PN Malang), Rabu (6/7/2022). Sidang tersebut setidaknya sudah berlangsung selama 19 kali.