JATIMTIMES - Gunung Semeru menunjukan peningkatan aktivitas kegempaan. Hingga saat ini, gunung yang secara geografis terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami beberapa kali gempa lokal.
Dikutip dari laman, magma.esdm.go.id, gunung yang menyandang predikat tertinggi di Pulau Jawa ini tercatat mengalami 36 kali gempa. Dengan amplitudo 14-22 mm, dan berdurasi 80-125 detik.
Baca Juga : TKI Ini Bongkar Rahasia Disayang Madam Arab Saudi karena Bikin 'Puas', Ini yang Sering Dilakukan
Berdasarkan laporan yang disusun oleh Yuda Prinardita Pura dari Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Pos Pengamatan Gunung api Semeru visual Gunung Semeru dominan masih tertutup kabut.
"Untuk tingkat aktivitasnya masih level III atau siaga," ujarnya dalam laporan tersebut yang dikutip dari laman magma.esdm.go.id.
Untuk itu, ada beberapa hal yang direkomendasikan untuk pertimbangan keamanan. Yang pertama yakni tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Baca Juga : Hearing Raperda Untuk Disabilitas, Disinggung Soal Hak Politik Penyandang Disabilitas
Kedua yakni agar tidak ada yang beraktivitas di dalam radius 5 kilometer daru kawah atay puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu atau lava pijar.
Mayarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.