JATIMTIMES - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang KH Hamim Kholili, menyampaikan pandangannya terkait calon kepala daerah yang nantinya akan memimpin di Kabupaten Malang.
Secara umum, ia menyebut bahwa calon pemimpin yang dinilai ideal memimpin wilayah dengan 33 kecamatan ini nantinya adalah yang bisa memperhatikan masyarakat di bawah. Terutama untuk dapat mengentaskan kemiskinan.
Baca Juga : Bupati Jember Berangkatkan 443 Jamaah Calon Haji dari Pendapa
"Masyarakat kita itu kan banyak petaninya, ya itu lah agar bisa lebih diperhatikan. Bupati Sanusi menurut saya sekarang sudah lumayan, tapi bagaimanapun masih perlu peningkatan-peningkatan. Menurut saya calon-calon yang berkembang sekarang ini sudah cukup baik," ujar Kiai Hamim.
Selain itu, menurutnya siapa saja yang nanti menduduki kursi N1, harus bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sebab menurutnya, Kabupaten Malang punya banyak potensi yang dapat lebih ditingkatkan.
"Dengan meningkatnya PAD, harus diikuti pembangunan yang lebih merata. Jadi biar lebih maksimal," imbuhnya.
Kesan timpang antara Malang Selatan dan Malang Utara yang saat ini muncul, menurutnya juga perlu untuk dibenahi. Meskipun saat ini sudah mulai ada upaya yang muncul. Yakni dengan dibangunnya jalan nasional di ruas jalan Gondanglegi menuju Pantai Balekambang.
"Tapi perusahaan-perusahaan juga perlu lah ada yang diarahkan ke Malang Selatan. Buka lapangan kerja, makanya itu tadi, kepala daerah nantinya harus pintar-pintar mendatangkan investor," jelasnya.
Baca Juga : Warga Perum Green Garden Tuntut Pengembang Sediakan Masjid dan Lahan Makam
Dirinya menilai bahwa hal-hal tersebut sangatlah berhubungan. Artinya, konsep yang dimiliki kepala daerah nantinya juga harus dibarengi sumber daya yang mumpuni untuk membangun Kabupaten Malang. Muaranya, bisa mengungkit kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang. Terutama yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
"Konsep yang bagus, juga perlu didukung pihak ketiga. Makanya harus bisa menggandeng investor," pungkas Kiai Hamim.