JATIMTIMES - Tingginya harga cabai di pasaran menjadi berkah bagi para petani cabai. Mereka menilai, kenaikan harga cabai hingga Rp 100 ribu per kilogram sebagai salasatu berkah untuk pengembalian modal setelah sekitar dua tahun gagal panen saat pandemi Covid-19.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Asosiasi Agrobis Cabai Indonesia (AACI) Banyuwangi Nanang Triatmoko kepada sejumlah wartawan, Senin (13/6/2022).
Baca Juga : Satreskrim Polres Kediri Kota Berhasil Bekuk Komplotan Pencuri Spesialis Mobil Pick Up
Menurutnya, kenaikan harga ini sebagai momentum bagi petani mengembalikan modal dan semangat untuk menanam cabai. "Karena selama pandemi Covid-19 berlangsung, para petani gagal panen," jelas Nanang.
Kegagalan panen cabai, kata Nanang, terjadi karena beberapa faktor. Salasatunya karena anomali iklim yang mengakibatkan cuaca ekstrem selama 2 tahun belakangan.
"Hampir 90 persen petani cabai merugi. Selain karena pandemi wabah Covid-19, juga karena faktor cuaca yang ekstrem," tambahnya.
Selanjutnya dia menuturkan untuk saat ini harga cabai meningkat tajam dan kondisi tersebut sangat dirasakan oleh para petani. Karena, selisih harga per kilogram di petani dan pedagang hanya sekitar Rp 2.000 hingga Rp 3.000.
"Tentu ini langsung dirasakan oleh petani. Karena harga selisih cuma Rp 2.000 sampai Rp 3.000. Sebenarnya pedagang suka dengan harga standart, karena keuntungan mereka sama," tambahnya.
Banyuwangi yang merupakan salasatu sentra penghasil cabai nasional, kata Nanang, sudah memiliki tata niaga yang baik bagi para petani. Sehingga, permainan harga oleh pedagang tidak bisa dilakukan.
"Tidak bisa semaunya ya. Ini misal contoh seminggu lalu harga cabai besar mencapai Rp 50 ribu. Kalau di pedagang hanya sekitar Rp 53 ribu. Cabai rawit itu Rp 70 ribu kalau di pedagang ya mencapai Rp 72 ribu," tambahnya.
Diakui Nanang, harga tinggi yang dinikmati oleh petani karena pembinaan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi terhadap petani cabai yang semangatnya sempat turun ketika harga di bawah Rp 10 ribu.
Baca Juga : Kendalikan Alih Fungsi Lahan, Dispertapa Pemkab Blitar Gelar Sosialisasi Kampanye Akbar LP2B
Pembinaan terus dilakukan dengan cara memberikan informasi tepat tentang rencana musim tanam. "Dinas Pertanian selalu memberikan pembinaan yang tepat. Ditambah lagi dengan bantuan yang diberikan pada tahun lalu menjadi semangat kami merawat cabai hingga saat ini," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda membenarkan kenaikan harga cabai di Banyuwangi dinikmati langsung oleh petani.
"Memang saat ini sebagian besar petani di Banyuwangi mendapatkan untung besar. Sehingga bisa mengembalikan modal tahun lalu yang mereka anggap sepi," jelas Ilham.
Dia menambahkan, data dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi luasan tanaman cabai besar di Banyuwangi sebanyak 466 hektare (ha). Sementara cabai rawit mencapai 3.215 ha. Dari luasan tanaman cabai di Banyuwangi tersebut lahan seluas 313 ha cabai besar dan 3.215 ha cabai kecil yang sudah panen.
"Produksi cabai besar di Banyuwangi mencapai 2.504 ton dan 17.922 ton cabai rawit. Tentu ini memberikan semangat bagi petani dalam menanam cabai. Dinas Pertanian dan Pangan akan terus memberikan perhatian khusus untuk tanaman cabai petani," pungkasnya.