JATIMTIMES - Persoalan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga kini masih menjadi keresahan masyarakat. Belum tuntas bagaimana metode penyembuhan bagi ternak sapi yang terpapar PMK, masyarakat juga masih harus dihadapkan bagaimana menguburkan sapi yang mendadak mati akibat PMK.
Hal tersebut salah satunya terjadi di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon. Hingga saat ini, di Desa Pujon Kidul sudah ada sekitar 120 lebih sapi yang dilaporkan mati akibat wabah PMK.
Baca Juga : Jelang Iduladha, Peternak Hewan Keluhkah Sepinya Pembeli
Awalnya, sapi-sapi milik warga yang mati hanya dikuburkan di pekarangan rumahnya masing-masing. Namun, mengingat ukuran sapi yang mati relatif besar, dan jumlahnya pun terus bertambah, masyarakat juga kebingungan untuk mencari lahan guna menguburkan bangkai-bangkai sapi ini.
"Laporannya yang masuk, itu di Desa Pujon Kidul sudah ada 120-an ekor, bahkan mungkin lebih. Dulu awalnya dikubur di pekarangan, tapi itu tidak bisa untuk warga yang pekarangannya kecil," ujar Kepala Dusun (Kasun) Krajan, Asmawi.
Menyikapi hal tersebut, Muspika Kecamatan Pujon akhirnya berkoordinasi dengan pihak Perhutani. Tujuannya yakni agar bersedia untuk menyediakan sebagian lahannya dan digunakan untuk menguburkan sapi yang mati akibat PMK.
Setelah diperbolehkan oleh pihak Perhutani, bangkai-bangkai sapi yang mati itu pun dikuburkan di area sekitar hutan yang masuk wilayah Perhutani. Tepatnya di area hutan di wilayah Dusun Krajan, Desa Pujon Kidul.
Untuk menuju ke area itu pun, aksesnya cukup sulit dilalui kendaraan. Baik roda dua maupun roda empat. Mengingat posisinya yang ada di tengah hutan, sehingga akses jalannya pun juga masih tanah liat. Di dalam hutan, sapi-sapi tersebut dikuburkan di sebuah lahan yang sedikit miring menyerupai tebing. Pantauan di lapangan, luas areanya kurang lebih 100 meter persegi.
Di area ini, bangkai-bangkai sapi yang mati tidak dikuburkan satu per satu. Namun juga ada satu lubang berukuran cukup besar dan digunakan untuk mengubur 10 bangkai sapi sekaligus.
Baca Juga : Penindakan Pelanggar Lalu Lintas Diutamakan secara Elektronik saat Operasi di Tulungagung
"Kalau di sini sudah ada sekitar 30-an ekor sapi. Ada yang satu lubang langsung 10 ekor. Itu ukurannya sekitar 4 meter kali 5 meter. Soalnya pernah satu hari itu, sapi yang meninggal 10 ekor sekaligus," terang Asmawi.
Selain di area tersebut, Asmawi menyebut juga ada titik lain yang digunakan untuk mengubur bangkai sapi. Lokasinya tak jauh dari lokasi pertama. "Ada satu lagi di atas, tapi ternyata cuma muat untuk 5 ekor sapi saja," imbuh Asmawi.
Sementara itu sebagai informasi, hingga saat ini di Kabupaten Malang ada sebanyak 5.623 ekor sapi yang telah dipastikan terpapar PMK. Dengan kematian, kurang lebih sebanyak 500 ekor. Namun jumlah tersebut masih terus akan diperbarui lagi.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memperkirakan masih ada ribuan sapi yang terindikasi PMK. Hal tersebut lantaran hingga saat ini masih ada yang belum terdata oleh pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.