JATIMTIMES - Mahalnya ikan gurame di Tulungagung nampaknya bukan hanya dipengaruhi oleh minimnya jumlah pembudidaya yang panen, namun juga lantaran kondisi musim yang cukup berdampak. Bahkan saat ini, banyak ikan gurame yang mengalami masalah, salah satunya karena adanya penyakit cacar.
Penyakit cacar pada ikan gurame ini umumnya menyerang sirip dan ekor hingga luka. "Jika dibiarkan akan menyerang insang hingga berenangnya miring-miring, berkumpul dipinggir dan akhirnya mengambang di kolam lalu mati," kata Zainul, pembudidaya asal Sumbergempol ini, Minggu (12/6/2022).
Baca Juga : Viral 2 Wanita Diduga Muslim Tak Sengaja Makan Camilan yang Mengandung Babi
Hal yang umum dilakukan pembudidaya saat gurame mengalami gejala sakit yang dikenal dengan mrupus ini adalah mengurangi jumlah air kolam lalu mengganti dengan air yang baru.
"Istilahnya di grojok, air lama dibuang. Syukur kalau di sedot bagian bawah, lalu di tambah air yang baru secara terus menerus," ujarnya.
Jika ikan masih mengalami kematian, maka pengobatan dilakukan. Namun menurut Zainul, tidak ada pengobatan yang bisa menjamin ikan akan segera sembuh dan pulih lagi.
"Setiap pembudidaya memiliki trik sendiri, tidak ada cara yang sama meski banyak tawaran pengobatan dengan berbagai obat probiotik hingga antibiotik," ungkapnya.
Ia sendiri menggunakan cara tradisional, selain menambahkan methylene blue (MB) untuk mengatasi penyakit gurame pada umumnya.
"Kalau saya menggunakan daun pisang, menghentikan pelet dan diganti dengan daun talas atau pepaya," ungkapnya.
Baca Juga : Pedasnya Harga Cabai di Tulungagung
Selain itu, penggunaan garam kasar yang dimasukkan dalam kolam juga menjadi alternatif pengobatan yang sering digunakan pembudidaya.
"Banyak cara, pada intinya masalah cacar atau penyakit ini adalah seni dalam dunia budidaya ikan baik gurami, patin, hias atau lele," jelasnya.
Sementara itu, harga ikan gurame di Kabupaten Tulungagung sendiri sampai saat ini stabil di kisaran Rp 40 ribu per kilogram timbang kering dan Rp 50 kilogram timbang basah.