JATIMTIMES - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tulungagung memang masih 2 tahun lagi atau 2024 mendatang. Namun persiapan-persiapan sudah dimulai oleh sejumlah partai politik salah satunya partai Gerindra.
Selain itu, sudah banyak tokoh-tokoh di Tulungagung baik politisi, tokoh birokrasi dan tokoh masyarakat yang mengeluarkan sinyal-sinyal untuk mengikuti kontestasi politik 5 tahunan itu, termasuk Ketua DPC Gerindra Tulungagung Ahmad Baharudin.
Baca Juga : 7 Tahun Menderita Hidrosefalus, Aisyah Diantar Istri Mantan Kapolda Jatim Operasi di RS Bhayangkara
Dalam konteks ini, DPD Gerindra Jatim sudah memberikan angin segar, bahwa rekomendasi calon Bupati Tulungagung akan diprioritaskan kepada Ketua DPC, asalkan bisa memenuhi target dan syarat yang ditentukan.
"Kalau Gerindra di Tulungagung bisa mendapat satu perahu penuh (10 kursi legislatif), maka yang kita prioritaskan adalah ketua DPC," kata Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad.
Menurutnya, target mendapatkan 10 kursi legislatif di Tulungagung adalah realistis karena 2014 yang lalu Gerindra Tulungagung pernah mendapat 7 kursi, artinya hanya tinggal menambah 3 kursi lagi.
"Kita targetkan pada semua DPC, terutama Tulungagung harus mendapat 1 perahu penuh artinya 10 kursi untuk bisa mengantarkan menjadi Kepala Daerah pada 2024," ucapnya.
Menanggapi itu, Ketua DPC Gerindra Tulungagung Ahmad Baharudin mengatakan target 10 kursi yang diberikan oleh DPD Jatim adalah sebuah motivasi, agar semua pengurus baru dan kader partai bersemangat dalam bekerja.
Baca Juga : Ketua DPD Gerindra Jatim: Tulungagung Garis Start Antar Prabowo Jadi Presiden
Target 10 kursi, lanjutnya, adalah wajar karena berdasarkan hasil survei secara Nasional, Gerindra berada pada urutan ke 3 besar. "Mari kita buktikan di Tulungagung dan kita sudah melakukan persiapan untuk kompetisi pemilu 2024," katanya.
Baharudin optimis bisa mencapai target yang telah ditentukan oleh DPD partainya, karena kader-kader Gerindra Tulungagung banyak yang semangat untuk memenangkan Pemilu dan Pilkada 2024.
"Agar rekom DPP bisa jatuh ke kadernya sendiri, tidak ke orang lain. Maka 10 kursi adalah harga mati," tutupnya.
