JATIMTIMES - Ketua DPRD Lumajang H. Anang Ahmad Syaifuddin mendesak Pemkab Lumajang untuk secara cepat segera mendistribusikan obat- oabatan yang diperlukan untuk penyembuhan sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Hari ini, Kamis (26/5), Ketua DPRD Lamajang H. Anang Ahmad Syaifuddin mengunjungi sentra produksi susu di KUD Tani Makmur Desa Kandang Tepus Senduro.
Baca Juga : 725 Sapi Perah di Senduro Terpapar PMK, Sebagian Produksi Susu Dibuang
"Saya dikontak oleh petani disini untuk melihat kondisi sapi perah. Ternyata yang terpapar sudah lebih dari 700 ekor. Saya khawatir angka penularan ini terus meningkat, maka saya minta Pemkab dan Dinas teknisnya segera mendistribusikan obat-obatan kepada peternak sapi di seluruh Kabupaten Lumajang," kata Ketua DPRD Lumajang H. Anang Ahmad Syaifuddin kepada sejumlah awak media di Kandang Tepus Lumajang.
Karena sudah ada sebagian sapi yang mati karena terpapar virus PMK, politisi PKB ini juga meminta tenaga kesehatan hewan bekerja cepat untuk mengantisipasi perluasan virus ini.
"Tadi beberapa peternak juga berharap agar disinfektan segera terdistribusi, vitamin dan obat-obatan lainnya. Dalam jangka pendek ini yang harus diprioritaskan," jelas Ketua DPRD Lumajang.
Sementara dalam jangka panjang, Politisi yang akan maju sebagai calon anggota DPRD Jatim Dapil Lumajang Jember ini akan meminta Pemkab Lumajang untuk menambah tenaga kesehatan hewan, termasuk didalamnya dokter hewan.
"Dokter hewan yang dimiliki Lumajang hanya 28 orang untuk melayani satu kabupaten. Saya berharap segera ditambah, termasuk tenaga kesehatan lainnya," kata H. Anang Ahmad kemudian.
Baca Juga : Dualisme Wadah, PP PPDI Tuban Sutoyo Muslih Apresiasi Hasil Musda DPD PPDI Tuban
Ketua DPRD Lumajang dari PKB ini menangkap kekhawatiran pemilik sapi karena virus PMK ini bisa menyebar dengan cepat dan tak terbendung.
"Peternak benar-benar khawatir, maka pemerintah memang harus bekerja cepat untuk menuntaskan virus PMK ini, sehingga penularannya bisa ditekan dan yang terlanjur sakit segera bisa disembuhkan," ujar H. Anang Ahmad Syaifuddin.
