JATIMTIMES – Bupati Jember H. Hendy Siswanto Senin (16/5/2022) meresmikan SMK Assuniyah Al Jauhari yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Assuniyah Kencong, Jember.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati merasa kagum dengan terobosan yang terus dikembangkan oleh Pondok Pesantren Assunniyah, di mana santri yang ada di dalam pesantren tidak hanya dituntut menempuh ilmu agama saja, akan tetapi juga ilmu umum.
Baca Juga : Gelar Wisuda 2 Gelombang, Unisma Terapkan Sistem Periode
Bahkan dengan adanya SMK Assunniyah Al Jauhari ini menurut Bupati, selain melengkapi lembaga pendidikan kejuruan yang sudah ada juga bisa mencetak generasi yang berkualitas baik dari sisi skill maupun akhlak, karena keberadaan SMK Assunniyah Al Jauhari berada di lingkungan Pesantren.
"Alhamdulillah saya sangat bersyukur dengan semakin banyaknya lembaga pendidikan di lingkungan pesantren, jadi santriwan dan santriwati tidak hanya menimba ilmu agama dan layak pesantren namun juga bisa menimba ilmu pendidikan, siapa tahu di depan juga bahkan ilmuwan ilmuwan bahkan profesor dapat lahir dari ruang lingkup pondok," kata Bupati Jember Hendy siswanto dalam sambutannya dihadapan ratusan santri.
Sementara itu, Gus Ahmad Ghonim Jauhari dalam sambutan singkat kepada ratusan santri dan juga dihadapan bupati Jember juga menceritakan tentang cerita sedikit pondok dan juga masalah pendidikan yang sudah dibangun.
"Kami membangun sekolah ini, selain demi meningkatkan kualitas anak didik juga demi membangun pribadi yang agamis, karena di pondok kami bisa di katakan 24 jam, jadi selain bisa menimba ilmu agama juga bisa juga ilmu sekolah, dan hal itu kami lakukan lantaran kami peduli tentang keluarga anak didik santri kami agar tidak khawatir terhadap anaknya bersekolah disini," Kata Gus Ghonim.
Baca Juga : 10 SMA Terbaik Nilai UTBK di Kota Malang, Bisa Jadi Pilihan PPDB 2022
Tidak itu saja, Gus Ghonim juga menyampaikan banyak terima kasih dengan adanya kunjungan ini dan mengungkap sedikit cerita, jika sebelum ada lembaga pendidikan tingkat SMP, MA dan SMK, pihaknya lebih dahulu mendirikan Perguruan Tinggi. "Di pondok kami ini sebelum ada sekolah SMP, MA, SMK terlebih dahulu membangun perguruan negeri yang dulunya bernama Staifas dan berganti nama menjadi Inaifas, dan dibangun kisaran tahun 2000," ungkap Gus Ghonim. (*)