free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Asal Usul Ngabuburit, Tradisi di Bulan Ramadan yang Dilakukan saat Sore Hari

Penulis : Desi Kris - Editor : Pipit Anggraeni

10 - Apr - 2022, 19:48

Placeholder
Ngabuburit (Foto: Industry.co.id)

JATIMTIMES - Setiap negara pasti memiliki beragam tradisi yang identik dengan bulan Ramadan, termasuki di Indonesia. Salah satunya adalah 'ngabuburit' yang kerap dilakukan masyarakat di sore hari atau mendekati magrib.

Istilah 'ngabuburit' sendiri merujuk pada kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Kegiatannya tersebut bisa bermacam-macam, mulai dari jalan-jalan, membaca Alquran, bersantai bersama keluarga, atau berburu hidangan untuk berbuka puasa. 

Tapi tahukah kalian, bagaimana asal-usul 'ngabuburit'? Berikut penjelasannya.

Asal-usul kata 'ngabuburit'

Meski sudah populer di masyarakat Indonesia, istilah 'ngabuburit' sejatinya berasal dari bahasa Sunda. Ketua Lembaga Budaya Sunda, Universitas Pasundan Bandung, Hawe Setiawan menjelaskan bagaimana istilah tersebut muncul.

"Istilah ngabuburit itu memang istilah dari bahasa Sunda, berasal dari kata dasar burit, kalau dalam bahasa Indonesia berarti sore atau petang hari," kata Hawe. 

Baca Juga : Penyabab dan Cara Mengatasi Perut Mulas Setelah Berpuasa Seharian 

 

Kata dasar dalam bahasa Sunda itu kemudian mendapatkan awalan nga. Lalu ada repetisi kata bu dari burit, sehingga menjadi ngabuburit. 

Ia lalu menjelaskan, bahasa Sunda memiliki keunikan tersendiri. Hal itu bisa dilihat dari tambahan awalan 'nga' pada kata 'burit' yang merupakan kata dasar 'ngabuburit'. 

"Bahasa Sunda kosakatanya tidak begitu banyak, tapi variasinya hampir tidak terbatas. Maka, keunikan bahasa Sunda itu dari kata keterangan waktu, orang bisa membuat suatu kata kerja, yaitu dengan tambahan awal, seperti kata ngabuburit," kata Hawe. 

Sedangkan pada Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit. Kalimat ngalantung ngadagoan burit berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. 

Meski tidak menjelaskan waktunya secara pasti, Hawe menyebut istilah 'ngabuburit' ini sudah muncul sejak lama, tepatnya saat penyebaran agama Islam masuk ke tanah Sunda.

Baca Juga : Warga Diminta Waspada, Dua Hari Kota Batu Bakal Diguyur Hujan Intensitasi Lebat 

 

Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan yang dilakukan dengan istilah 'ngabuburit' itu juga makin beragam. Dahulu, 'ngabuburit' diisi dengan aktivitas anak-anak yang bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

Kini kegiatan ngabuburit semakin beragam dan kreatif menyesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing. 

"Kegiatan ngabuburit diarahkan pada kegiatan yang lebih kreatif dan berharga, bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi juga menghayati arti Ramadhan itu sendiri," kata Hawe. 

Ngabuburit, saat ini tak hanya lekat dengan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan Sunda. Ada banyak daerah di luar tanah Sunda yang mengenal istilah tersebut sebagai kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Fenomena ini, tak lepas dari pengaruh media yang turut menyebarluaskan isitilah 'ngabuburit' ke masyarakat. Selain itu secara pengucapan, kata 'ngabuburit' terdengar mudah diucapkan oleh penutur nonbahasa Sunda.

Faktor ini juga menjadi salah satu alasan istilah tersebut semakin mudah diterima masyarakat Indonesia. Namun demikian, 'ngabuburit' bukan satu-satunya istilah kedaerahan yang digunakan untuk menyebut kegiatan menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadan. 

Ada pula istilah lain yaitu ‘malengah puaso’. Istilah ini berasal dari bahasa Minang yang berarti kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapar karena puasa. 

Terlepas dari istilah yang dipakai, kegiatan menunggu azan maghrib saat Ramadan hendaknya diisi dengan kegiatan positif dan bermanfaat.


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Pipit Anggraeni