JATIMTIMES - Wakil Bupati (Wabup) Malang Didik Gatot Subroto berharap produksi kopi yang menjadi salah satu komoditas andalan di Kabupaten Malang bisa memilik standardisasi. Untuk itu, terkait komoditas kopi, Didik menilai perlu adanya peningkatan tata kelola niaga yang tepat.
Dengan tata kelola niaga yang baik, ke depannya hasil kopi Kabupaten Malang tidak hanya melayani kebutuhan ekspor, namun juga diharapkan bisa memiliki branding. Juga dapat memenuhi kebutuhan pasar, baik di kedai ataupun kebutuhan berskala industri.
“Sehingga, ada penguatan merek, hak cipta dan kontrol kualitas bahwa kopi Malang bisa terstandardisasi dan mampu memenuhi keinginan pasar, baik pasar kedai maupun pabrik,” ujar Didik.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Malang, tercatat ada peningkatan kapasitas produksi kopi. Pada tahun 2020, produksi kopi di Kabupaten Malang mencapai 12.849 ton.
Dari jumlah tersebut, Kecamatan Tirtoyudo menjadi daerah penyumbang produksi kopi terbanyak, yakni mencapai 3.504 ton. Kemudian diikuti oleh Dampit dan Ampelgading sebagai daerah terbanyak penyumbang produksi kopi.
Sementara itu, peningkatan yang cukup signifikan terjadi tahun 2021. Poduksi kopi mencapai 29.728 ton. Namun tahun 2021, wilayah yang menjadi penyumbang produksi kopi terbanyak adalah Dampit, yakni mencapai 5.464 ton. Sedangkan di Tirtoyudo, jumlah produksi kopi masih di angka 3.500 ton.
Di sisi lain, ekspor komoditas kopi Kabupaten Malang ternyata cukup diperhitungkan. Sebab, dalam satu tahun, eksportir lokal bisa mengirim hingga puluhan ribu ton kopi.
Catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang, kekuatan ekspor kopi Kabupaten Malang per tahun bisa mencapai 44 ribu ton.
Baca Juga : Erick Thohir Siap Dukung Pengembangan Ekonomi Kreatif Lamongan
“Ekspor kopi kita 44 ribu ton. Sedangkan nilai ekspornya bisa sampai 71,669 juta USD,” ujar Plt Kepala Disperindag Kabupaten Malang Agung Purwanto.
Bahkan dari catatannya, ada 45 negara yang telah menikmati kopi ekspor asal Kabupaten Malang. Dengan besarnya potensi ekspor, Pemkab Malang bakal terus mendorong perbaikan tata niaga kopi.
Selain itu, menurut Agung, perubahan tren konsumsi kopi di Malang Raya juga turut mendukung popularitas kopi.