JATIMTIMES - Pada Bulan Maret 2022, Kota Malang memiliki tingkat inflasi sebesar 0,63 persen. Di mana angka tersebut membuat Kota Malang menduduki peringkat ketujuh dari delapan besar daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang mengalami inflasi.
Di mana untuk lima besar tingkat inflasi di Bulan Maret 2022 tersebut, peringkat pertama ada Sumenep sebesar 1,09 persen. Kedua, Jember sebesar 1,07 persen. Ketiga, Banyuwangi sebesar 0,92 persen. Keempat, Kota Madiun sebesar 4 0,78 persen. Kelima, Kota Probolinggo sebesar 0,72 persen. Keenam, Kota Surabaya sebesar 0,70 persen. Ketujuh, Kota Malang sebesar 0,63 persen. Kedelapan, Kota Kediri sebesar 0,43 persen. Untuk tingkat inflasi bulanan di Jawa Timur sebesar 0,71 persen dan nasional sebesar 0,66 persen.
Baca Juga : Tempat Rekomendasi Bukber di Malang Bagi Pecinta Kuliner Pedas
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Erny Fatma Setyoharini menjelaskan, terdapat andil 10 komoditas utama penyumbang inflasi Kota Malang di Bulan Maret 2022.
Pertama, cabai rawit yang mengalami kenaikan harga sebesar 49,12 persen dengan andil sebesar 0,09 persen. Kedua, emas perhiasan mengalami kenaikan harga sebesar 6,74 persen dengan andil sebesar 0,05 persen. Ketiga, telur ayam ras mengalami kenaikan harga sebesar 11,64 persen dengan andil sebesar 0,05 persen. Keempat, mobil mengalami kenaikan harga sebesar 2,56 persen dengan andil sebesar 0,05 persen. Kelima, cabai merah mengalami kenaikan harga sebesar 68,18 persen dengan andil sebesar 0,05 persen.
Selain itu, keenam tempat mengalami kenaikan harga sebesar 7,8 persen dengan andil sebesar 0,04 persen. Ketujuh, angkutan udara mengalami kenaikan harga sebesar 1,4 persen dengan andil sebesar 0,02 persen. Kedelapan, teh siap saji mengalami kenaikan sebesar 6,99 persen dengan andil sebesar 0,02 persen. Kesembilan, bahan bakar rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen dengan andil sebesar 0,02 persen. Kesepuluh, gula pasir mengalami kenaikan sebesar 5,31 persen dengan andil sebesar 0,01 persen.
"Pada Maret tahun 2021 lalu Kota Malang mengalami inflasi 0,08 persen. Jadi bisa dikatakan inflasi Maret tahun ini (2022) tertinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya," ungkap Erny.
Lebih lanjut, berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memiliki andil 1,49 persen terhadap inflasi; kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,41 persen; transportasi 0,75 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 0,63 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,53 persen.
“Untuk kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,28 persen; kelompok kesehatan 0,22 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar lainnya 0,02 persen," jelas Erny.
Baca Juga : Tuntas Desa, Mas Dhito Dorong Penanganan Bedah Rumah Tak Lagi Menyebar
Untuk kelompok pendidikan tidak memiliki andil atas inflasi Bulan Maret 2022 alias 0 persen. Sedangkan untuk kelompok rekreasi, olahraga dan budaya mengalami deflasi -0,03 persen.
Sementara itu, untuk deflasi Kota Malang pada Bulan Maret 2022 sebesar -0,41 persen. Erny menyebut terdapat 10 komoditas utama yang mengalami deflasi atau penghambat inflasi di Kota Malang pada Bulan Maret 2022.
Pertama, daging ayam ras mengalami penurunan harga sebesar -1,18 persen dengan andil -0,02 persen. Kedua, ikan tongkol mengalami penurunan harga sebesar -19,28 persen dengan andil -0,01 persen. Ketiga, melon mengalami penurunan harga sebesar -12,49 persen dengan andil -0,01 persen. Keempat, batu bata atau batu tela mengalami penurunan harga sebesar -5,82 persen dengan andil -0,01 persen. Kelima, udang basah mengalami penurunan harga sebesar -2,89 persen dengan andil -0,01 persen.
Kemudian, keenam ikan mujair mengalami penurunan harga sebesar -3,13 persen dengan andil -0,01 persen. Ketujuh, beras mengalami penurunan harga sebesar -0,22 persen dengan andil -0,01 persen. Kedelapan, sawi hijau mengalami penurunan sebesar -7,18 persen dengan andil -0,01 persen. Kesembilan, kentang mengalami penurunan harga sebesar -4,28 persen dengan andil -0,01 persen. Kesepuluh, cumi-cumi mengalami penurunan harga sebesar -7,52 persen dengan andil -0,01 persen.