JATIMTIMES - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang melakukan sosialisasi dan simulasi seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur Beasiswa Teladan (4/3/2022) secara daring.
Kepala Bagian Akademik UIN Maliki Malang, Imam Ahmad menjelaskan, jika Beasiswa Teladan di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri Keagamaan Islam (PTKIN) maupun kampus lainnya, satu-satunya hanya ada di UIN Maliki Malang.
Baca Juga : Jatim Kembali Jadi Provinsi dengan Siswa Terbanyak yang Diterima SNMPTN Tahun 2022
Beasiswa Teladan ini telah ada sejak tiga tahun lalu, mulai 2020 dan berlanjut pada 2021 dan saat ini 2022. Dan pada setiap tahunnya, kategori yang ada berbeda-beda. Pada tahun pertama ada Tahfidzul Qur'an, olahraga dan seni.
Kemudian pada tahun kedua, kategori dalam Beasiswa Teladan yang diterima hanya Tahfidzul Qur'an dan Qira'atul Kutub. Dan untuk tahun ketiga ini lengkap. Ada kategori hafalan Qur'an, Qira'atul Kutub, olahraga dan seni.
"Alhamdulillah pada tahun ketiga ini sudah mulai banyak, banyak peminatnya, dibuktikan dengan jumlah pendaftar kali ini tak kurang 337 pendaftar," paparnya.
337 mendaftar ini terdiri dari, 58 dari Qiraatul Kutub, 11 kategori seni, 15 kategori olahraga dan 258 kategori Hafalan Al-Qur'an. Hal ini merupakan fenomena luar biasa, dimana antusis para pendaftar sangat luar biasa.
Banyaknya peminat ini, nantinya teknis ujian akan bagai menjadi kelompok-kelompok. Untuk Qiraatul Kutub akan dibagi menjadi dua dan sedangkan untuk Hafalan Al-Qur'an bagi menjadi sekitar beberapa kelompok dengan setiap kelompok 30 peserta.
"Teknis pelaksanaan akan disampaikan dari tim kami untuk ujian seleksi mulai Rabu (6/3/2022) hingga Jumat (8/3/2022)," jelasnya.
Baca Juga : Warga Kota Blitar Padati Pasar Takjil di Jalan Kenanga, Pedagang Senang
Kuota pada Beasiswa Teladan ini, dijelaskan Imam memang terbatas. Sehingga, bilamana terdapat peserta yang tidak lolos, diharapkan untuk bisa mengikuti jalur Mandiri prestasi hafalan Al-Qur'an.
Disampaikannya, jika dalam seleksi yang dilakukan sangatlah ketat. Seleksi ini bukanlah jalur yang main-main, terlebih lagi terkait dengan Al-Qur'an. Sehingga dalam proses pelaksanaan seleksi akan benar-benar dilakukan dengan ketat.
"Jangan sampai nanti ujian ndredek, kalau sampai begitu bahaya," jelasnya.
Kedepan pihaknya berharap, pada setiap fakultas terdapat masing-masing satu kelas yang di dalamnya para penghafal Al-Qur'an. Karenanya, mulai dari kurikulum, pengajar saat ini terus dipersiapkan.