JATIMTIMES - Meraih kesuksesan di usia muda tentu menjadi impian bagi banyak generasi milenial. Namun tentu, meraih kesuksesan itu tak bisa diraih secara instan dan begitu saja. Ada proses yang tentu harus dilalui agar keberhasilan bisa digenggam.
Sosok Vio Nando Hafiz (22) ini mungkin bisa menjadi salah satu contohnya. Pemuda asal Malang yang menekuni bisnis Properti di usia yang begitu muda ini memiliki perjalanan yang cukup berliku. Meski memiliki keluarga yang berlatarbelakang bisnis, namun ia mulai menjalankan usaha tersebut tanpa privilege dari keluarganya.
Baca Juga : Dampingi Gubernur Jatim Misi Dagang di Gorontalo, Bupati Mak Rini Kenalkan Produk UMKM Blitar
Pasalnya, pria yang akrab disapa Nando tersebut sempat putus pendidikan di bangku kuliah karena kondisi ekonomi keluarga yang dialaminya. Pada saat itu, ia memutuskan untuk memulai berbisnis di bidang kuliner. Usaha pertamanya kala itu adalah Kue Bolu Singosari yang sempat memiliki 4 cabang di kota Malang.
Kendati demikian, jatuh bangun dalam dunia bisnis seolah menjadi hal yang biasa terjadi di kalangan pengusaha. Hal tersebut juga menimpa pemuda 22 tahun tersebut, meski usaha pertamanya sempat sukses, namun ia sempat mengalami kemerosotan.
Hal tersebut terjadi tepat saat pandemi dan PPKM mulai diberlakukan. Sehingga untuk bertahan hidup dan mengelola usahanya tersebut, Nando harus menjual beberapa aset yang dimilikinya. Sebagai anak muda, hal tersebut tentunya tidak gampang untuk dilakukan.
"Saat itu saya bekerja sama dengan orang yang cukup terbilang asing, karena saya terlalu percaya jadi tidak ada hitam di atas putih. Pada akhirnya claim usaha kue bolu saya jatuh pada orang tersebut," jelasnya pada JatimTIMES, Jumat (01/04/2022).
Meski Nando mengalami kekecewaan yang berat, namun hal tersebut justru ia jadikan sebagai bekal pembelajaran yang akan ia ingat selama hidupnya. Sebagai seseorang yang memiliki cita-cita menjadi Developer Termuda di Indonesia, ia mengerahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk menekuni dunia bisnis.
"Awalnya saat itu saya enggak mau jadi pegawai, saya mengaku gengsi! tapi karena dari segi finansial sudah susah dan tidak ada pemasukan bahkan untuk makan saja saya bingung. Pada akhirnya saya melawan ego saya dan mulai bekerja sebagai staff marketing di bawah kepemimpinan Pak Dayat, satu-satunya orang yang mau menerima saya saat itu, saya pikir usaha enggak harus buka usaha juga. Saat itu yang saya pikirkan adalah belajar bisnis meski dengan upah yang kecil," ujarnya.
Nando mengaku, jika bisnis yang ia tekuni di perusahaan lain saat ini hanya ia pelajari dari internet. Ia menegaskan bahwa ilmu bisa didapatkan di manapun dengan syarat harus memfokuskan diri pada usaha dan menomorduakan hasil.
Baca Juga : Viral, Guru SD Mengajar Ekonomi dengan Metode Unik
Setelah menjadi staff marketing dengan upah Rp 700 ribu perbulan. Nando mulai mengalami peningkatan jabatan di perusahaan tempat ia bekerja. Mulai dari diangkat sebagai Publik Relationship, Legal Staff, Manager hingga diberi kepercayaan untuk mengola bisnis properti PMP sebagai Direktur Utama.
Melihat dari pengalaman buruk serta perkembangan baik yang ia alami dalam waktu yang cukup lama, ia berpesan pada generasi millenial untuk tidak memandang gaji saat memutuskan untuk mencari suatu pekerjaan.
"Saya adalah orang yang memiliki rasa penasaran sangat tinggi. Meski demikian saya tidak pernah memikirkan gaji saya, yang saya fokuskan adalah mengembangkan diri saya dan terus belajar selagi hal tersulit bisa menghasilkan sesuatu yang positif," ujarnya.
"Mungkin kebanyakan generasi saat ini akan mendebatkan gaji yang mereka dapatkan jika beban pekerjaan terlalu banyak. Saya pikir kita harus berhenti memikirkan berapa gaji yang kita dapatkan, mulailah memiliki pola pikir apa yang bisa kita kontribusikan pada perusahaan, sehingga kemampuan dalam diri kita bisa berkembang," lanjutnya.
Meski sempat kehilangan usaha pertama yang ia rintis dengan modal pas-pasan tersebut. Pada akhirnya usaha gigih dan niat belajar yang besar bisa mengantarkannya ke jenjang yang lebih sukses lagi. Bahkan ia sempat mengatakan bahwa pencapaian yang ia raih pada bisnis properti ini menyentuh angka Rp 2 Milliar.