JATIMTIMES - Pagi hari ini, Senin (28/3) warga Desa Tanjung Kecamatan Gucialit digegerkan dengan sebuah peristiwa pembunuhan di sebuah kebun tebu.
Korban diketemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan luka bacok dibagian leher dan kepala.
Baca Juga : Polisi Ungkap Kronologi Truk Terguling di Tulungagung, Ini Faktanya
Korban diketahui bernama Matron alias Siswanto (45) warga Desa Jatisari Kecamatan Kedungjajang.
Sementara pelakunya adalah keponakannya sendiri, yakni S (35) warga Dusun Sekarmulyo Desa Tunjung Kecamatan Gucialit.
Usai terjadinya pembunuhan tersebut pelaku langsung menyerahkan diri ke Balai Desa Jatisari dengan tangan kosong alias tanpa membawa senjata tajam yang digunakan membunuh.
Saat berada di balai desa, pelaku menjelaskan kronologi kejadinya kepada aparat desa setempat. Pelaku mengaku sejak semula merasa tidak suka kepada pamannya yang telah merampas tanah tegal milik orang tuanya yang diakuinya sebagai warisan dari kakeknya.
"Orang tua saya tinggal dengan kakek dan nenek saya, maka tanah itu selama ini dikerjakan bersama oleh ibu saya," kata S, ketika berada di Kantor Desa Jatisari.
Belakangan pelaku juga mendengar informasi jika kakeknya juga sempat meminta kayu sengon kepada korban, sementara menurut pelaku pohon sengon itu ditanam dilahan milik kakeknya.
"Untuk apa mbah saya minta sama dia, lha wong tanahnya juga milik mbah sendiri. Karena saya bilang begitu, kemudian dia marah pada saya dan akhirnya berkelahi pak," kata S kepada aparat desa.
Baca Juga : Upaya Turunkan Angka Pengguna Narkoba, 3 Hal Ini Jadi Prioritas BNN Kota Batu
Karena perkelahian itu bersenjata, maka korban tak berdaya setelah mengalami luka pada bagian kepala dan lehernya. Diduga pelaku meninggal karena kehabisan darah.
Sedangkan S, usai melakukan aksinya langsung menyerahkan diri ke kantor desa, setelah sebelumnya memberitahukan kepada warga bahwa ia telah membacok pemannya.
"Saya tidak tahu keadaannya, setelah saya pukuk (bacok-red) langsung saya tinggalkan pak," urai pelaku.
Terkait peristiwa ini, Kapolsek Gucialit Iptu Joko Triono mengaku masih memeriksa beberapa saksi terkait dengan kronologis kejadian tersebut.