JATIMTIMES - Umat muslim di seluruh dunia dalam waktu dekat akan kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadan. Hari besar yang selalu dinantikan seluruh muslim diberbagai penjuru dunia ini pun pastinya mendapat sambutan yang luar biasa. Berbagai kegiatan menjelang bulan suci pasti akan dilakukan.
Salah satunya adalah dengan melakukan pengamatan hilal. Hilal sendiri merupakan bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan dalam kalender Islam.
Baca Juga : Jejak Makam Wali Ageng Kusumo di Tulungagung, Warga Lakukan Ritual Ini Tiap Jelang Ramadan
Menjelang Ramadan, Kementerian Agama Indonesia pun belum lama ini telah melakukan pemantauan hilal di 101 titik di seluruh provinsi untuk menentukan awal Ramadan 1443 Hijriah.
Tapi tahu kah kalian, jauh sebelum ini ternyata ada sebuah kisah lucu mengenai pengamatan hilal yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW. Ustadz Khalid Basalamah dalam sebuah kajian yang diunggah channel YouTube Ilmu Makkah dan Madinah menyampaikan, seorang sahabat Rasulullah SAW bernama Jabir bin Abdillah masih hidup dan usianya sudah mencapai 90 tahun lebih.
Akhir Syakban, masyarakat datang ke pantai untuk melihat hilal. Saat itu tak ada yang melihat hilal. Kemudian Jabir bin Abdillah menyampaikan jika ia sudah melihat hilal, maka masyarakat mempercayai karena ia adalah sahabat Rasulullah.
Namun Iyas yang merupakan hakim saat itu mengatakan, "Wahai sahabat Rasulullah, apakah Anda yakin melihat hilal?,".
"Iya, saya lihat," jawab Jabir.
Lalu Iyas pergi ke hadapan wajah Jabir, ternyata lantaran sudah sangat tua sekali, maka alis Jabir turun melengkung ke matanya, persis seperti bulan sabit. Iyas Al-Muzani yang merupakan seorang ulama besar itu kemudian berkata, "Wahai sahabat Rasulullah, bisakah Anda izinkan saya merapikan alis Anda?,".
"Iya aku izinkan," kata Jabir.
"Apakah Anda masih melihat hilal?," tanya Iyas setelah merapikan alis Jabir dengan penuh kesopanan.
"Demi Allah saya nggak melihatnya," kata Jabir.
Baca Juga : Surabaya PPKM Level I, PDIP Adakan Pagelaran Reog Sambut Ramadan
Dari kisah inspiratif itu, maka setidaknya ada hikmah untuk memantau hilal. Selain orang yang cakap, juga diperlukan sosok dengan pandangan yang jeli. Sehingga, hilal bisa benar-benar terlihat untuk menentukan pergantian bulan.
Lebih jauh Ustaz Khalid menyebut, kawasan Asia Tenggara secara khusus memang sering kali tertutup di akhir bulan. Hal itu sebagaimana hikmah Allah SWT.
Setiap tahunnya, pemerintah Indonesia juga selalu melihat hilal sebagaimana ketentuan yang ada. Selain itu, juga telah menyesuaikan dengan persyaratan yang harus dipenuhi saat melihat hilal.
Dalam Islam, lanjut ustadz Khalid, jika ada satu orang yang melihat hilal dan bisa dipercaya, maka itu bisa dijadikan pegangan. Selain itu, juga ada syarat bagi mereka yang dipercaya melihat hilal, yaitu harus paham dan tidak dianjurkan orang yang berumur. Karena penglihatan seorang yang tua dan muda memang berbeda.