JATIMTIMES - Jika pernah ke Pelabuhan Ketapang, pasti tidak asing lagi dengan 'Sego Godong' yang berada tepat di dekat tempat masuk kendaraan ke dalam kapal pengangkut.
Seperti yang tim JatimTIMES bersama Kirana Tour and Travel dan Pergiramerame coba malam ini, Rabu (16/3) saat beristirahat dalam perjalanan menuju Mandalika. Sego Godong atau nasi daun adalah nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Ke-khasan bungkus daun pisang dengan aroma yang sedap tersebut membuat nasi tersebut semakin cepat dikenal orang.
Baca Juga : Keseruan Menuju MotoGP Mandalika dengan Kapal Feri Banyuwangi-Lombok
Penjual Sego Godong, Sutejo mengaku sudah 45 tahun berjualan nasi tersebut. Namun waktu selama itu bukan ia habiskan di Pelabuhan Ketapang.
“Saya itu jualan nasi ini sudah 45 tahun. Awalnya jualan di Pelabuhan Gilimanuk 25 tahun, sekarang lanjut di sini juga sudah 25 tahun,” kata Tejo kepada JatimTIMES.
Pria asal Desa Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi itu mengaku sebenarnya disuruh anaknya untuk berhenti berjualan. Karena anaknya ingin bapaknya tetap di rumah bersama ibunya menghabiskan masa tua.
“Sama anak saya sebenarnya sudah disuruh berhenti. Tapi saya masih belum mau, karena saya merasa masih kuat untuk memberi biaya sekolah anak saya yang terakhir masih kuliah,” terang Tejo.
Menariknya, dari ketekunan Tejo berjualan nasi daun, ia bisa membiayai tiga anaknya hingga duduk di bangku kuliah. Bahkan anaknya yang pertama saat ini telah bekerja di perusahaan Schneider atau perusahaan yang bergerak di bidang elektrik.
“Tiga anak saya semua kuliah, tapi beruntungnya semua dapat beasiswa. Dan anak saya yang pertama sudah kerja di perusahaan Schneider,” ungkap Tejo.
Disinggung kenapa masih memilih berjualan nasi, Tejo mengaku masih membutuhkan biaya untuk memberikan uang saku kepada anaknya yang masih duduk di bangku kuliah.
Baca Juga : Langka, Pedagang Minta Dewan Ambil Peran Pasok Migor Curah
“Saya kerja itu untuk kasih sangu anak (yang masih kuliah) dan kehidupan sehari-hari. Tapi memang kalau saya di rumah terus itu ndak enak rasanya,” kata Tejo.
Yang membuat JatimTIMES kaget, harga per bungkus hanya Rp 5 ribu. Padahal Tejo menjual nasi dengan porsi cukup banyak. Namun Tejo mengaku dengan harga segitu ia sudah mendapatkan keuntungan meski minim.
“Saya jual Rp 5 ribu per bungkus, itu sudah cukup dari produksi. Saya masak juga sama istri, tidak pernah ngambil dari orang,” kata Tejo.
Dengan harga yang sangat terjangkau, Tejo bisa menjual sampai 100 bungkus dari pukul 17.00 WIB hingga maksimal pukul 00.00 WIB.
Sebagai informasi, Tejo menjual Sego Godong dengan lauk ikan tongkol, ayam suwir atau bali telur. Namun di situ juga sudah dilengkapi masakan olahan mie dan tempe. Nasi seharga Rp 5 ribu itu pun juga bebas mengambil sambal dengan varian sambal biasa dan sambal teri.
Notes: Laporan ini ditulis Tim JatimTIMES Seru-seruan di MotoGP Mandalika bersama Kirana Tour and Travel dan Pergiramerame. Hendra Saputra (kiri), Pipit Anggraeni (dua dari kiri), Imarotul Izzah (dua dari kanan), Ahmad Amin (paling kanan).
Notes: Laporan ini ditulis Tim JatimTIMES Seru-seruan di MotoGP Mandalika bersama Kirana Tour and Travel dan Pergiramerame.
Hendra Saputra (kiri), Pipit Anggraeni (dua dari kiri), Imarotul Izzah (dua dari kanan), Ahmad Amin (paling kanan).
