JATIMTIMES - Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, telah meniadakan persyaratan rapid test PCR dan swab antigen bagi pengguna moda tranportasi udara domestik.
Hal tersebut berlaku sejak Rabu (9/3/2022) lalu. Tepatnya sehari setelah keluarnya Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor 25 Tahun 2022 pada Selasa (8/3/2022) lalu.
Baca Juga : Modul Rusia, Hengkang dari Stasiun Luar Angkasa Internasional
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Suharno, kelonggaran tanpa tes rapid dan swab itu hanya diterapkan bagi calon penumpang yang sudah vaksin dua kali dan booster (dosis tiga).
“Kalau calon penumpang yang hanya vaksin satu kali, maka wajib melampirkan hasil negatif swab PCR 3 x 24 jam atau hasil swab antigen 1 x 24 jam,” ungkap Suharno.
Meski sudah ada aturan peniadaan tes tersebut, Suharno menegaskan protokol kesehatan (prokes) tetap dilaksanakan dengan ketat. Misalnya adanya space untuk penumpang dan protokol kesehatan lain pada umumnya.
“Tempat duduk pesawat, per 3 baris, wajib dikosongi 1 baris,. Dan per 3 shift, maka wajib dikosongi 1 shift,” jelas Suharno.
Terpisah, Kasi Keamanan Penerbangan dan Pelayanan Darurat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Cahyo Widhiatmoko, meminta calon penumpang sudah memenuhi syarat penerbangan. Dalam hal ini, dia menegaskan bahwa petugas karantina bersama petugas bandar udara mengecek kelengkapan calon penumpang satu per satu.
“Seorang penumpang layak terbang atau tidak secara kesehatan, akan menunggu rekomendasi dari petugas karantina,” kata Cahyo.
Baca Juga : Angka Positif Covid-19 di Surabaya Melandai, Wawali Armuji: Wis Wayahe
Dengan adanya kelonggaran ini, Cahyo berharap moda transportasi udara berangsur pulih. Sebelumnya, selama masa pandemi covid-19 ini, transportasi khususnya penerbangan mengalami penurunan cukup drastis. “Semoga dengan kelonggaran ini, transportasi udara kembali pulih dan pandemi segera selesai,” terang Cahyo.
Sejauh ini, tren pengguna moda transportasi udara, lanjut Cahyo, mulai mengalami kenaikan. Terutama ketika ada kebijakan baru peniadaan tes PCR ataupun antigen.
“Pada 9-11 Maret lalu jumlah penumpang rata-rata di angka 500 lebih untuk dua kali penerbangan dalam sehari. Sedangkan pada 12 Maret ini meningkat lagi sebanyak 700 lebih penumpang untuk tiga kali penerbangan. Mungkin karena weekend juga,” ucap Cahyo.