JATIMTIMES - Enam merek kopi kemasan mengandung bahan kimia obat (BKO). BKO yang ditemukan dalam enam merek itu didapati mengandung Sildenafil dan Paracetamol.
Biasanya Sildenafil digunakan untuk obat kuat atau mengatasi disfungsi ereksi. Sedangkan Paracetamol biasanya digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri.
Baca Juga : Unduh Dokumen Pribadi Ahmad Sahroni, Adam Deni Jalani Sidang Perdana
Temuan adanya kopi yang mengandung Sildenafil dan Paracetamol oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) didapati di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, usai operasi penindakan produk ilegal obat tradisional hingga jenis pangan.
Enam merek kopi yang mengandung BKO yakni, Kopi Jantan, Kopi Cleng, Kopi Bapak, Spider, Urat Madu, dan Jakarta Bandung. “Bahan kimia obat seperti Paracetamol dan Sildenafil merupakan bahan yang digunakan untuk produksi obat," ungkap Kepala BPOM, Penny K. Lukito.
Kemudian didapati, tulisan izin BPOM pada kemasan kopi tersebut adalah palsu. Hingga kini belum ada keterangan dari produsen kopi tersebut terkait temuan BPOM.
Penny menambahkan, jika konsumsi kopi kemasan yang mengandung obat kimia Paracetamol dan Sildenafil sangat berbahaya. Penggunaan Paracetamol dan Sildenafil yang tidak tepat, dapat mengakibatkan efek samping yang ringan, berat hingga yang paling fatal, kematian.
Paracetamol dapat menimbulkan efek samping mual, alergi, tekanan darah rendah, kelainan darah, dan jika digunakan secara terus-menerus dapat menimbulkan efek yang lebih fatal seperti kerusakan pada hati dan ginjal.
Baca Juga : Pengadaan Sepatu Gratis Pelajar SMP di Kota Blitar Diduga Gunakan Merk Palsu
Sementara Sildenafil dapat menimbulkan efek samping mulai dari yang ringan seperti mual, diare, kemerahan pada kulit, hingga reaksi yang lebih serius seperti kejang, denyut jantung tidak teratur, pandangan kabur atau buta mendadak, bahkan dapat menimbulkan kematian.
Meski Sildenafil dan Paracetamol mungkin saja akan meningkatkan stamina, terutama untuk lelaki. Tetapi, obat tradisional, jamu dan pangan tidak seharusnya mengandung obat.
"Jika tidak digunakan sesuai aturan pakai (dosis), bahan kimia obat ini dapat menimbulkan risiko tinggi dan efek samping yang dapat membahayakan kesehatan," ucap Penny.
