JATIMTIMES - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang bersama dengan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyelenggarakan Kuliah Umum Kesehatan Haji 2022.
Dalam kuliah umum itu, mengusung Update Kesehatan Haji di Era Pandemi. Hadir sebagai narasumber dr Budi Sylvana, MARS, MH yang merupakan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Puskeshaji Kemenkes RI).
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga Dr H Isroqunnajah MAg yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan, dalam kesiapan pelaksanaan haji tidak hanya dalam bidang finansial semata. Akan tetapi juga terkait dengan urusan kesehatan.
Karena itu, hal ini begitu penting bagi FKIK untuk melakukan kerjasama dengan Puskeshaji Kemenkes. Dengan jalinan kerjasama diharapkan pihak fakultas dapat mempersiapkan dan berkontribusi dalam kesehatan haji dalam bidang penelitian, pengabdian dan pendidikan.
Kegiatan ini tentunya sejalan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran FKIK dalam pengembangan kesehatan haji sebagai keunggulan Fakultas dalam Tridharma Perguruan Tinggi.
“Terima kasih atas atensi dari Puskeshaji Kemenkes RI telah menyelenggarakan hal-hal terkait penyelenggaraan haji dan dapat bekerja sama dengan fakultas. Semoga dapat memberikan manfaat terutama untuk mahasiswa kami yang kelak menjadi tenaga kesehatan," terang Gus Is, sapaan akrabnya.
dr Budi Sylvana, menyambut baik atas inisiasi UIN Malang melalui FKIK untuk melakukan kerjasama dengan Puskeshaji dalam berbagai hal terutama layanan kesehatan haji. Pihaknya menjelaskan, memiliki data pada Siskohat yang dapat diambil guna pengembangan kegiatan pendidikan dan penelitian.
“Kami memiliki data di Siskohat yang bisa diambil untuk pengembangan kegiatan pendidikan dan penelitian”, ujar dr. Budi.
Pada paparan kuliah umumnya, dr Budi Sylvana menjelaskan, perlunya untuk membuka wawasan terhadap kesehatan haji. Sebab, terdapat banyak problematika kesehatan haji maupun kebijakan terkait kesehatan haji yang itu perlu lebih disosialisasikan lagi kepada semua pihak.
Baca Juga : Sambut Musrembang Kabupaten, Ketua DPRD Trenggalek Minta Komisi Siapkan Pokir yang Relevan dengan RPJMD
Terdapat masalah dalam kesehatan haji Indonesia, terutama dari faktor usia. Hal ini berkaitan dengan waktu tunggu dari pendaftaran hingga pelaksanaan ibadah haji bahkan hingga 36 tahun pada salah satu provinsi di Indonesia.
“Dapat dibayangkan bahwa problem haji bukan lagi masalah pandemi, namun lebih ke masalah geriatri dan menjadi tantangan besar bagaimana menyelenggarakan kesehatan haji. Terdapat critical period yang mejadi fokus kita karena terdapat tingkat kematian yang tinggi akibat aktivitas yang berat. Edukasi menjadi penting dilakukan bagi tenaga kesehatan,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam kuliah umum secara daring, diikuti oleh seluruh Civitas Akademika FKIK terutama mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Semester 4 dan 6 serta mahasiswa Program Studi Farmasi Semester 6. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan sebagai update ilmu terutama dalam bidang kesehatan haji.