JATIMTIMES - Pandemi covid-19 menjadi pukulan berat bagi pelaku usaha serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal. Menurunnya daya beli masyarakat dampak dari pandemi covid-19 menjadikan para pelaku usaha harus memeras otak untuk memutar modal kecil mereka supaya bisa bertahan.
Dari permasalahan itu, Badan Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (BPEK PDIP) Tulungagung menghimpun para pelaku usaha atau UMKM lokal untuk difasilitasi akses program pemerintah terkait pemberdayaan dan peningkatan kapasitas.
Baca Juga : Terkait Rencana Pembangunan Jalan Tol, DPRD Tulungagung Sebut Belum Ada Koordinasi
Ketua BPEK PDIP Tulungagung Heru Santoso mengatakan, era pandemi covid-19 justru masih banyak pelaku usaha dan UMKM lokal yang masih bertahan untuk terus berproduksi. Namun, itu semua tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, dalam perjalanan usahanya, masih membutuhkan sentuhan program dari pemerintah, khususnya akses permodalan ke perbankan.
"Minggu kemarin BPEK PDIP Tulungagung difasilitasi Dinkop & UM yang berkerja sama dengan beberapa perbankan (BPR Tulungagung, BPR Bank Jatim, Bank Syariah, BRI, BNI, Mandiri) melakukan bimtek kepada para pelaku usaha mikro dan kecil tentang akses permodalan yang mudah, ringan dalam pengembangan usaha," kata Heru Santoso. Rabu (23/2/2022).
Bimbingan teknis (bimtek) yang digelar dua hari (16-18 Februari 2022) kemarin, lanjut Heru, pihaknya mampu menghimpun dan menghadirkan 65 pelaku usaha lokal mulai dari produk minuman, makanan, warung kelontong, penjahit, pelaku seni budaya, pende besi, pelaku wisata, dan lain-lain.
Pria yang juga menjadi anggota DPRD Tulungagung ini berharap, adanya bimtek bisa membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha, mempunyai pengetahuan dan pilihan akses permodalan perbankan yang paling menguntungkan, paling mudah, paling care terhadap pengembangan usaha kecil sehingga pelaku usaha lokal bisa mengembangkan usahanya.
Tak berhenti di situ. Heru juga mengungkapkan, berkaitan dengan konsep UKM Maju, lembaga yang dipimpinnya itu juga melakukan pelatihan packaging dan labeling produk usaha mikro dan kecil. "Pada 22-23 Februari 2022 kami bekerjasama dengan Dinkop & UM juga melakukan pelatihan packaging dan labeling produk usaha mikro dan kecil," ungkapnya.
Baca Juga : Penampakan Mengerikan Istana Dewi Lanjar, Ada Pagar yang Terbuat dari Korban Tumbal Pesugihan
Namun, pelaku usaha yang difasilitasi tidak sebanyak dari acara bimtek yang sebelumnya. Pelatihan kali ini hanya diikuti oleh 20 pelaku usaha kecil dan mikro. Pelatihan packaging dan labeling, kata Heru, dirasa sangat penting karena sebagai salah media dan pengembangan pemasaran produk. Selain itu, produk yang dihasilkan menjadi menarik pandang, hegienis, sehingga minat pembeli menjadi meningkat.
"Dengan packaging yang bagus, minat pembeli akan bagus maka diharapkan produksi juga meningkat sehingga pendapatan pelaku usaha mikro kecil di Tulungagung juga meningkat, apalagi ditengah pademi yang serba sulit ini. Salam UKM maju," tutup Heru.