JATIMTIMES - Kecintaan kepada tanaman membuka jalan Eko Yudi Purnomo, warga Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, menuju kesuksesan.
Perjuangannya menekuni dunia anggrek sejak 2018 lalu mengantarkan Eko ke dunia bisnis baru. Yaitu bisnis anggrek dengan omzet puluhan juta.
Baca Juga : Nikmati Durian dengan Nuansa Alam, Durian NK Cafe Segera Hadir
Eko menekuni budidaya anggrek setelah melihat potensi pasarnya yang besar. Apalagi, harga anggrek cenderung stabil dari tahun ke tahun.
Di lahan seluas 200 meter persegi, Eko melakukan pembibitan anggrek dibantu oleh satu orang pegawai. "Pegawai ini saya didik mulai dari nol hingga paham betul cara merawat anggrek," ujarnya.
Lebih dari tiga tahun menekuni bidang ini, koleksi anggreknya sudah mencapai ribuan. Eko juga kerap melakukan penyilangan anggrek untuk mendapatkan varietas baru.
Anggreknya pun saat ini telah melanglang buana ke kota-kota di Jawa Timur seperti Malang, Ngawi, Mojokerto, Banyuwangi, dan Kota Batu. Dalam satu bulan, Eko mampu meraup keuntungan sampai Rp 10 juta.
Dalam sehari, ia memproduksi benih anggrek bersama pegawainya hingga berhasil menciptakan anggrek jenis baru. Bahkan jenis baru ini telah didaftarkan untuk mendapatkan sertifikasi internasional.
"Di antaranya adalah Anggrek Dendrobium Rumini, Dendrobium Lumajang Eksotik, Dendrobium Unique, dan Dendrobium Pesona Lumajang," kata Eko sembari menyirami anggrek hasil persilangannya.
Laboraturium miliknya dibuat biasa dengan peralatan yang sederhana. "Saya punya cara sendiri untuk produksi seefisien mungkin," katanya.
Kesuksesan yang diraih Eko sejatinya datang dengan tidak sengaja. sebelumnya, Eko merupakan pegawai di salah satu pabrik rokok di Kota Malang. Sebelum datangnya covid, Eko harus menerima kenyataan bahwa dirinya harus di-PHK oleh perusahaan pada tahun 2015.
Eko yang memang memiliki hobi terhadap bunga anggrek sejak masih sekolah, kemudian menggeluti dunia anggrek sejak tahun 2016 di Kota Batu. Setelah lama di Batu, pada tahun 2018 ia memutuskan untuk pulang dan merintis usahanya di Lumajang.
"Saya ini dulu pegawai di pabrik rokok bagian humas. Tidak ada basic pertanian sama sekali. Karena hobi, saya sering kumpul dengan teman-teman pecinta anggrek di Malang," kata Eko saat ditemui di kebunnya, Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Selain menjual anggrek yang sudah jadi, Eko juga menyediakan bibit anggrek dalam kemasan botol yang berisi 50 bibit anggrek seharga Rp 30 ribu per botol.
Baca Juga : Kerja Cepat, 635 Unit Huntap dan 234 Huntara Telah Selesai Dibangun
Sedangkan anggrek usia satu bulan dihargai Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu. Dan anggrek dewasa bisa dibanderol sampai harga Rp 9 juta, tergantung jenis anggrek dan kecantikan bunganya.
"Kalau yang botolan biasanya 30 ribu. Kalau yang dewasa macam-macam. Paling mahal ada yang sampai 9 juta," ungkap dia.
Saat ini, Eko dan kawan-kawan pecinta anggrek lainnya di Lumajang juga membentuk Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Cabang Lumajang. Walaupun jumlah anggotanya masih sedikit, mmereka berusaha untuk membuat anggrek murah Lumajang terangkat popularitasnya.
"Orangnya masih sedikit. Tapi kita usaha maksimal supaya anggrek murah Lumajang bisa terangkat," tambahnya.
Bunga anggrek memang banyak digemari oleh orang. Selain karena bentuk dan warna bunganya yang cantik, anggrek yang juga merupakan tanaman hutan yang perawatannya terbilang mudah dan tidak membutuhkan tempat khusus. Selain itu, anggrek dinilai cocok untuk dijadikan hiasan. Baik itu di luar rumah maupun di dalam rumah.
Seperti yang yang disampaikan Nugroho (26), warga Kecamatan Randu Agung, Kabupaten Lumajang. Pria yang menggemari anggrek sejak tahun 2016 itu rela datang langsung ke Pasirian hanya untuk membeli anggrek.
Menurut dia, selain murah, anggrek merupakan tanaman yang indah dan perawatannya tidak sulit. Selain itu, daunnya tidak membuat kotor sekitar.
"Harganya terjangkau dan perawatannya mudah. Tidak membuat kotor ruangan," jelas Nugroho.
Apakah Anda berminat untuk menghias rumah dengan anggrek? Atau ingin budidaya seperti Eko?