free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Melihat Gelagat Ganjar Pranowo Atasi Polemik Wadas hingga Ancaman Tiket Capres 2024

Penulis : Desi Kris - Editor : A Yahya

11 - Feb - 2022, 16:45

Placeholder
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto: IST)

JATIMTIMES - Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menjadi sorotan publik. Bukan terkait pencalonan Capres 2024, melainkan terkait polemik pembebasan lahan yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. 

Dalam polemik tersebut, Ganjar menjadi sosok yang paling banyak disinggung di tengah insiden dugaan tindak kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga Desa Wadas. Berdasarkan data Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, nama Ganjar paling banyak disebutkan di cuitan di Twitter di tengah tagar #WadasMelawan.

Baca Juga : Soroti Konflik Pembebasan Lahan Desa Wadas, Gus Mus Pasang Wajah Sedih hingga Panggil-Panggil Nama Jokowi

Sebelumnya, Ganjar diketahui telah mendatangi Desa Wadas dan menyampaikan sejumlah pernyataan. Bahkan, dia meminta maaf jika ada tindakan represif aparat kepada warga Desa Wadas.

"Saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan wabilkhusus kepada masyarakat di Desa Wadas," kata Ganjar Pranowo dalam konferensi pers, seperti dilansir dari Kompas TV, Rabu (9/2/2022).

Ganjar menyampaikan, sejumlah warga yang diamankan pihak kepolisian di tengah kegiatan kemarin juga akan dibebaskan. "Kemarin malam cukup intens komunikasi dengan Pak Kapolda untuk memantau perkembangan di Purworejo, wabilkhusus di Wadas. Kami sepakat masyarakat yang kemarin diamankan akan dilepas," ujar Ganjar.

Permohonan maaf juga disampaikan Ganjar lantaran aparat kepolisian yang diterjunkan justru tidak betul-betul mengamankan lokasi. "Karena kejadian kemarin mungkin ada kekerasan betul-betul tidak diamankan. Saya minta maaf," tambah Ganjar. 

Namun, sikap Ganjar itu justru dianggap masih lebih pro terhadap pembangunan yang digagas pemerintah pusat ketimbang warga di Desa Wadas. Pasalnya, proyek tambang andesit sebagai penunjang pembangunan Bendungan Bener masih terus dilanjutkan. 

Sikap ganjar itu pun menarik perhatian berbagai pengamat politik Indonesia. Salah satunya yakni pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo yang menganggap wajar jika sikap Ganjar masih cenderung condong kepada pemerintah pusat.

Menurut Kunto, Ganjar bisa mendekati Jokowi atau elite PDIP yang berkepentingan di balik proyek Bendungan Bener. Hal itu dilakukan demi mendapatkan tiket sebagai calon presiden di 2024.

"Langkah ini strategis karena Ganjar belum dapat tiket, jadi mau tidak mau harus mendekati elite PDIP dan Jokowi yang punya kepentingan terhadap proyek ini," ujar Kunto. 

Kunto lalu menambahkan bahwa Ganjar memposisikan menjadi bumper sehingga membuka peluang dirinya untuk dicalonkan atau dijagokan Jokowi ketika jadi king maker 2024. Menurut Kunto, Ganjar tidak mungkin mengambil posisi frontal bertentangan dengan pemerintah pusat pemilik proyek Bendungan Bener tersebut. 

Kunto menganggap, jika Ganjar mengambil sikap pro warga Desa Wadas demi meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Namun hal itu akan percuma bila akhirnya tidak mendapatkan tiket Pilpres 2024 dari PDIP.

Di sisi lain, Kunto memandang isu lingkungan hidup hingga HAM sulit dimanfaatkan untuk meningkatkan elektabilitas karena hanya menjangkau masyarakat berpendidikan dan punya kesadaran politik tinggi.

Baca Juga : 5 Minuman Alami untuk Meredakan Gejala Batuk dan Pilek karena Omicron

Senada, Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai peristiwa yang terjadi di Desa Wadas hanya menjadi konsumsi elite dan kelompok tertentu saja. Menurut Adi, isu-isu seperti peristiwa di Desa Wadas ini sulit dikapitalisasi untuk meningkatkan elektabilitas seseorang sebagai capres. Atau dengan kata lain, tidak menjanjikan.

"Soal wadas ini hanya konsumsi elite, kelompok tertentu yang peduli isu HAM dan lingkungan dan mereka yang day to day terlibat persoalan politik. Di luar itu tidak paham," kata Adi.

Dia yakin publik hanya akan melihat Ganjar di peristiwa Desa Wadas sebagai seorang kepala daerah biasa. Menurut Adi, tidak akan ada dampak elektoral yang signifikan dari langkah apapun dari sikap Ganjar dalam peristiwa di Desa Wadas ini. 

Kemudian, pemilik lembaga survei Median, Rico Marbun yang menyebut Ganjar panik tentang elektabilitas terancam rontok. Apalagi karena kasus ini disorot oleh berbagai pihak sehingga cakupan dampaknya pun begitu luas.

"Bingkai yang dibangun pak Ganjar selama ini kan merakyat, dekat dengan rakyat dan ramah terhadap rakyat. Itu semua bisa hancur dengan apa yang sudah terjadi kemarin di Wadas," ujar Rico. 

Menurut Rico, yang sangat mempengaruhi image Ganjar adalah persepsi penggunaan kekuatan yang berlebihan dalam menangani protes warga Wadas.

"Masalahnya kan dalam hitungan detik orang sudah menilai ini pakai kekuatan dan cara berlebihan, ada show of force yang tidak normal dalam penanganan Wadas," kata Rico. 

Jelas hal ini, kata Rico, sangat mengancam elektabilitas Ganjar.  Selain itu, Rico juga menyoroti aksi Ganjar yang langsung mengunjungi Desa Wadas dan meminta maaf kepada masyarakat. Menurutnya aksi itu sangat wajar dilakukan Ganjar, bukan hanya karena terkait kapasitasnya sebagai Gubernur Jateng tetapi juga terkait kepentingan sebagai Capres.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

A Yahya