JATIMTIMES – Realiasi kerjasama antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banyuwangi dengan Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Universitas PGRI (Uniba) Banyuwangi menjadi sejarah baru dalam pembinaan olahraga Banyuwangi dengan memanfaatkan Sport Science.
Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) mencatat sejarah baru dalam dunia olahraga Banyuwangi dengan menjadi Cabang Olahraga (Cabor) pertama yang memanfaatkan sport Sience yang merupakan disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip sains dan teknik-teknik yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Baca Juga : Masuki Separuh Masa Bakti, Dewan Jadwalkan Paripurna Penyegaran Personel AKD
Menurut Pujo Waluyo, Ketua PSTI Kabupaten Banyuwangi pihaknya mengawali untuk tes pengukuran atlet yang bisa dilihat dari berbagai aspek dan bagian tubuh yang sering digunakan atlet sesuai dengan cabornya.
“Ini menambah optimisme dari para pelatih dan atlet serta keharusan untuk mengukur prestasi atlet. Selama ini kebanyakan masih menggunakan cara-cara tradisional rekrutmen atlet dengan melihat mereka yang mainnya bagus. Saat ini coba merintis memanfaatkan sport science dalam menumbuhkembangkan optimistis dalam pembinaan dan peningkatan prestasi atlet,” jelas Pujo di Kampus Uniba Banyuwangi Kamis (10/02/2022).
Dia menuturkan setelah para atlet menjalani pengukuran pertama, kemudian setelah melaksanakan program latihan beberapa kali mereka akan melakukan kembali pengukuran hasil latihan yang dijalani terkait kelenturan daya ledak spontanitas yang sangat dibutuhkan cabor sepak takraw.
“Kami mengawali program pembinaan olahraga yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) atau sport science agar diikuti oleh cabor yang lain sehingga pembinaan dan peningkatan prestasi atlet di Banyuwangi lebih terukur,” imbuh Pujo.
Sementara Wawan Setiyawan, Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas PGRI (Uniba) Banyuwangi, saat ini pihaknya menindaklanjuti program kerjasama dengan KONI Banyuwangi dalam memanfaatkan sport science dalam melakukan pembinaan olahraga di Banyuwangi.
Baca Juga : UB Raih Akreditasi Unggul, Kian Mantap Jadi Kampus Unggulan
“Untuk yang pertama hari ini kami melakukan program pengukuran untuk atlet sepak takraw yang antara lain tes; kekuatan otot tangan dan kaki, kecepatan reaksi, kekuatan punggung dan kelenturan tubuh dan lain-lain ada sekitar tiga belas tes. Nanti pelatih yang akan melakukan seleksi sesuai dengan kebutuhan cabor,” ujar Wawan.
Dia menuturkan hasil sementara tes yang dilakukan untuk kelenturan (fleksibility) untuk putri rata-rata cukup bagus dibandingkan dengam atlet prianya. Setelah ini ada program latihan yang harus dijalani para atlet sepak takraw. ”Harapan kami setelah beberapa kali latihan fleksibility dan kekuatan otot kaki yang sangat dibutuhkan atlet sepak takraw lebih bagus,” pungkas Wawan.