JATIMTIMES - Warga Kota Malang yang ingin melihat pertunjukan barongsai pada Imlek 2573 di Kelenteng Eng An Kiong harus gigit jari. Pasalnya, dengan alasan pandemi vovid-19, pihak pengurus Yayasan Kelenteng Eng An Kiong kembali meniadakan gelaran barongsai pada saat momentum perayaan pergantian tahun baru Imlek 2573 atau tahun 2022.
Wakil Ketua Yayasan Kelenteng Eng An Kiong Herman Subianto mengatakan, peniadaan gelaran barongsai saat Hari Raya Imlek tersebut sudah dilakukan sejak awal pandemi covid-19 masuk di Indonesia tahun 2020.
Baca Juga : Dapat Kunjungan DPR RI, ID Food Sektor Garam Komitment Dukung Kemandirian Pangan Garam
"Kita tidak mengadakan barongsai di Imlek tahun ini. Itu kami lakukan mulai awal covid-19 masuk. Kami vakum dulu," ungkap Herman kepada JatimTIMES.com.
Peniadaan gelaran barongsai pada saat pandemi covid-19 dilakukan pengurus Yayasan Kelenteng Eng An Kiong untuk mencegah terjadinya kerumunan masyarakat. Pasalnya, pada saat sebelum pandemi vovid-19, ketika Yayasan Kelenteng Eng An Kiong menggelar barongsai, setidaknya ratusan masyarakat di sekitar kelenteng berkumpul untuk melihat pertunjukan barongsai.
Barongsai sendiri merupakan seni tarian tradisional Tiongkok dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Catatan pertama mengenai tarian barongsai dapat ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad tiga sebelum Masehi.
Pada momentum Hari Raya Imlek, Yayasan Kelenteng Eng An Kiong juga kerap menggelar pertunjukan seni wayang potehi. Dan untuk Imlek 2573 kali ini pihak pengurus tetap menggelar wayang potehi namun dengan kehadiran umat yang terbatas. Yakni perwakilan dari Khonghucu, Tao dan Buddha atau biasa disebut Tridharma.
Wayang potehi merupakan salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok Selatan. Kesenian ini dibawa oleh perantau etnis Tionghoa ke berbagai wilayah Nusantara pada masa lampau.
Baca Juga : 5 Kebiasaan Sehari-hari ini Bisa Bikin Cepat Kaya, Salah Satunya Rajin Olahraga
Selain itu, tradisi yang digelar secara terbatas yakni makan Lontong Cap Go Meh yang selalu ditunggu-tunggu pada saat Imlek. Namun pada Imlek 2573 ini, hanya perwakilan agama Tridharma yang dapat hadir di Kelenteng Eng An Kiong.
"Sebelum pandemi covid-19 itu biasanya kita menyediakan sampai 6.000 porsi lontong Cap Go Meh yang kita berikan ke penduduk sekitar," ujar Herman.
Sementara itu, untuk puncak perayaan Imlek 2573, pengurus Yayasan Kelenteng Eng An Kiong juga telah berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Yakni mulai melakukan pengecekan suhu di pintu masuk hingga penerapan physical distancing saat prosesi sembahyang.