JATIMTIMES - Ekosistem Gojek menunjukkan kontribusi positif pada perekonomian Kota Surabaya pada tahun 2021. Solusi teknologi dan non-teknologi Gojek membantu mitra driver dan UMKM lebih tangguh dan lebih cepat pulih dari dampak pandemi melalui peningkatan pendapatan di tahun 2021 dibanding 2020.
Ketangguhan dan peningkatan pendapatan tersebut membuat kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia) diperkirakan menjadi sekitar Rp 18 triliun di tahun 2021 atau setara dengan 3,3% PDRB kota Surabaya.
Hal ini temuan dari riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berjudul “Kontribusi Ekosistem Gojek dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Kota Surabaya Selama Pandemi 2020-2021.
Baca Juga : Ibu Kota Negara Pindah, Wawali Armuji yakin Surabaya dapat Durian Runtuh
Peneliti LD FEB UI Dr. Alfindra Primaldhi mengatakan, riset ini merupakan penelitian keempat terkait dampak ekosistem Gojek yang kami lakukan setiap tahunnya. Pada riset tahun ini, kami melihat mitra dalam ekosistem Gojek mulai mengalami peningkatan pendapatan dibandingkan awal pandemi. Hal ini menunjukkan ekosistem Gojek membantu percepatan proses pemulihan pada mitranya.
Terpisah Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K Walandouw, menambahkan untuk tingkat nasional, kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia) diperkirakan mencapai 1,6% dari PDB Indonesia, atau sekitar Rp 249 triliun di tahun 2021. Kontribusi ekonomi ini meningkat 60% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Paksi, resiliensi, kecepatan pemulihan melalui peningkatan pendapatan khususnya UMKM yang berada di ekosistem Gojek, serta loyalitas konsumen berdampak positif pada pemulihan ekonomi Indonesia pada masa pandemi. Ini ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan Mitra UMKM GoFood naik rata-rata naik 66% di tahun 2021 dibandingkan tahun 2020.
Angka kontribusi Gojek baik di tingkat kota Surabaya maupun nasional dihitung berdasarkan total pendapatan (sumbangan langsung) dari mitra driver GoRide dan GoCar di sektor transportasi darat, dan total pendapatan dari platform Gojek (sumbangan tidak langsung) dari mitra UMKM GoFood, UMKM social seller, dan mitra UMKM GoTo financial, serta dampak ekonomi ikutan (multiplier) yang dihitung dari total output untuk sektor perhubungan darat dan sektor penyediaan jasa dan minuman berdasar tabel input output.
Baca Juga : 4 Calon Pemimpin IKN Nusantara Dinilai Bisa Penuhi Kriteria Jokowi, Ada Ridwan Kamil, Minus Ahok
Riset LD FEB UI dilakukan di 16 kota dengan responden riset ini adalah konsumen, UMKM, mitra driver dan mitra kurir yang sudah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi (sejak Maret 2020).
Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap dan dapat dilakukan analisis adalah 42.471 orang, terdiri dari 10.837 mitra driver GoRide, 9.756 mitra driver GoCar, 7.228 mitra driver GoSend dan GoKilat, 4.363 mitra UMKM GoFood, 1.728 mitra UMKM social seller, dan 8.559 konsumen.
Mayoritas responden (95%) tersebar di 21 kota. Pengumpulan data dilakukan secara online dengan pendekatan simple random sampling (margin of error 2%, level of confidence 95%).
Mengenai LD FEB UI Lembaga Demografi FEB UI adalah lembaga penelitian terdepan yang mengadopsi konsep pembangunan berwawasan kependudukan. LD memiliki visi menjadi pusat keunggulan di bidang demografi dan kependudukan yang berkontribusi terhadap pembangunan. Penelitian LD antara lain mengenai bonus demografi, ketenagakerjaan, ekonomi digital, perlindungan sosial, kesehatan, UMKM, SDGs, dan CSR.