JATIMTIMES - Sejumlah pedagang di Pasar Bululawang berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang bisa memberi solusi atas mandeknya aktivitas ekonomi mereka yang diakibatkan kiosnya habis terbakar pada Minggu (16/1/2022) dinihari lalu.
Dalam peristiwa tersebut, tercatat ada sebanyak 32 pedagang yang merugi karena kios dan barang dagangannya ludes terbakar.
Baca Juga : Musrenbang Desa Junjung, Lanjutkan Pembangunan Fisik yang Terkendala Akibat Covid-19
Salah satunya adalah Raymond Gunito Farandi Junior, salah satu pemilik kios yang habis dilalap api dalam peristiwa tersebut. Di kiosnya, Raymond menjual pakaian untuk berbagai usia. Sementara kios tempat ia berjualan, merupakan usaha turun-temurun dari keluargannya. Toko tempatnya berjualan hangus tanpa sisa. Begitu juga dengan tumpukan pakaian yang turut terbakar.
"Waktu sampai di sini apinya sudah sangat besar, mau ambil barang juga takut bahaya. Mau masuk lewat pintu depan tidak bisa, lewat pintu belakang bisa tapi apinya terlalu besar," ujar Raymond.
Akibat peristiwa tersebut, Raymond mengaku bahwa mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Ia mengaku, barang yang ada di tokonya tersebut juga sudah termasuk untuk persiapan menjelang momen Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Hanya bisa pasrah, namun dirinya juga berharap agar segera ada upaya dari pemerintah. Paling tidak ada bantuan untuk memperbaiki kios untuk tempatnya berjualan.
"Sekitar Rp 300 juta, karena sebagian barang untuk persiapan puasa dan hari raya (Idul Fitri) sudah masuk," imbuh Raymond.
Nasib serupa juga dialami oleh Sopija (60). Ia memiliki kios yang lokasinya berada di tengah-tengah pasar. Kios yang berdiri sejak 1983 itu bernama Toko Buku Al-Hikmah. Kios seluas 12 m² miliknya juga habis dilalap si jago merah.
"Saya nangis mas karena semua kebakar gak ada yang ke sisa. Kitab-kitab, Alquran sajadah sarung-sarung itu ludes. Terus jam tembok banyak baru kulakan ya hangus semua," ujar Sopija.
Sopija mengaku bahwa kerugian yang ia alami akibat peristiwa tersebut ditaksir mencapai Rp 750 juta. Selang beberapa waktu setelah peristiwa tersebut terjadi, Sopija langsung menyewa sebuah kios kecil yang terletak di Pasar Bululawang.
Kios ia gunakan untuk menjual kitab agama dan juga peralatan dan perlengkapan salat. Dia menyewa kios kecil itu dengan uangnya sendiri dari hasil menjual perhiasan emasnya sebagai biaya sewa dan modal berjualan.
"Kalau dari pemerintah katanya tadi cuma mau dibangunkan dan modal jualannya suruh utang di bank. Saya gak mau saya mending jual perhiasan daripada utang," ujar dia.
Baca Juga : Musrenbang Desa Demuk, 140 Warga Akan Dapat Bantuan Langsung Tunai
Sopiija pun mengaku dengan pindahnya dia dari kios lama ke lokasi kios baru ini sepi pelanggan. Bahkan hingga saat ini belum ada pelanggan yang membeli dagangannya.
"Ini belum ada mas tapi ya saya tetap jualan saja daripada libur gak dapat uang," imbuhnya
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang mencatat, saat ini yang sudah mulai terinventarisir adalah kerugian yang dialami pedagang. Dimana dari 32 pedagang yang 51 kiosnya hangus terbakar, pihaknya memperkirakan kerugian yang dialami pedagang ini sekitar Rp 5,5 miliar.
"Tapi kalau untuk kerugian bangunan, nanti masih akan saya coba tanya ke cipta karya, gimana prosesnya. Kalau dari pedagang kan sudah ada data kerugiannya. Misalnya jual baju, berapa jumlahnya, dikalikan dengan berapa rupiah harganya, kan ketemu," ujar Plt Kepala Disperindag Kabupaten Malang, Agung Purwanto.
Ke 32 pedagang tersebut diketahui juga berjualan berbagai macam barang dagangan. Mulai dari mainan, pakaian, studio foto, aksesoris hingga beberapa hal lainnya.
Di sisi lain Agung menjelaskan, hingga saat ini Pemkab Malang juga masih belum dapat memberikan kepastian terkait bantuan apa saja yang mungkin diberikan kepada pedagang-pedagang yang terdampak. Hanya saja yang dipastikan, bantuan untuk perbaikan atau renovasi.
"Kalau bantuan untuk pedagang saya kira, mungkin yang dibantu renovasinya saja. Kalau modalnya, kemungkinan jika berkenan dan memenuhi syarat, bisa saja difasilitasi disalurkan kepada pihak perbankan untuk diberi bantuan modal," jelas Agung.