JATIMTIMES - Eksistensi Kota Malang untuk meuwujudkan smart city terus digeliatkan. Bidang pariwisata pun, turut dibidik untuk mewujudkan hal itu.
Hal ini juga sebagai langkah menindaklanjuti penandatangan komitmen yang telah dilakukan di Ruang Sidang Balai Kota Malang pada Selasa (30/11/2021) lalu. Pengembangan potensi wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) yang menjadi pembahasan beberapa daerah.
Baca Juga : Mengunjungi Taman Sare Keraton Sumenep, Ada Tiga Pintu Magis
Karena itulah, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menjalin sinergi antar daerah yang menanungi kawasan wisata tersebut. Kota Malang didapuk sebagai tuan rumah dalam pembahasan bersama daerah lainnya oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso mengatakan, atas kepercaan tersebut, Pemkot Malang dan seluruh jajarannya siap berkolaborasi dengan wilayah-wilayah bertetangga. Hal ini sebagai bentuk sinergitas untuk pengembangan area wisata BTS.
“Seperti pesan Bapak Wali Kota (Sutiaji), Kota Malang senantiasa siap bertukar ide-ide smart dan menyinergikan kekayaan potensi masing-masing daerah. Sudah bukan zamannya lagi maju sendiri. Mari maju bersama”, ujarnya.
Dikatakan Erik, Kota Malang dalam hal ini bakal mengoptimalkan karakteristik destinasi wisata heritage untuk menunjang pengembangan destinasi wisata BTS. Di antaranya, wilayah Kayutangan, budaya, kampung tematik, kuliner, festival dan belanja sebagai kekuatan dan keunikan menunjang pengembangan BTS.
"Standardisasi era pandemi pada destinasi unggulan, intervensi infrastruktur, aktivasi event dan kesiapan konsep sertifikasi halal turut menjadi langkah penguatan demi memulihkan angka kunjungan wisatawan ke Kota Malang," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, tenaga ahli pendamping Kementerian Kominfo Hari Kusdaryanto mengatakan, dalam pengembangan smart city bidang pariwisata, sinergitas antardaerah dianggap sangat penting. Karena itu, perlu adanya konektivitas dan integrasi antarwilayah dan antarpendekatan pengembangan wilayah. "Dengan konektivitas dan integrasi, akan lahir efisiensi dan efektivitas pembangunan smart city,” katanya.
Dengan begitu, peluang telah dibuka lebar pemerintah pusat dalam bingkai peta kebijakan nasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertasusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Sejumlah topik strategis juga terus didorong, seperti Integrasi data dan informasi untuk peningkatan layanan publik bagi masyarakat antarwilayah. Kemudian, repository system pemerintahan berbasis elektronik dan pengembangan sistem informasi secara berbagi-pakai.
Lalu, pengembangan sistem informasi/aplikasi layanan bersama, meningkatkan promosi sektor-sektor unggulan daerah, mendorong konektivitas dan akses antar-wilayah dan antar-destinasi dengan mendorong lahirnya transportasi masal, penyelarasan jalur dan jadwal bus dan kereta, halte dan transit point, serta rest area.
Baca Juga : Making Indonesia 4.0, Program Pemerintah Siapkan Indonesia Hadapi Era Industri Digital 4.0
Dalam hal ini, Kota Malang dinilai memiliki talenta sumber daya manusia yang melimpah dan diyakini mampu menyuplai kebutuhan kabupaten/kota peserta Gerakan Smart City BTS dalam pengembangan tata kelola pemerintahan dan ekonomi kreatif berbasis digital.
Apalagi, Kota Malang terpilihi dalam sepuluh Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif 2021 yang ditetapkan oleh Kemenparekraf. Saat ini telah lahir setidaknya 168 perusahaan start up, 22 komunitas digital, dan 21 program studi pada sejumlah perguruan tinggi yang secara kontinu mencetak SDM di bidang teknologi informasi melalui kurikulum yang berorientasi kebutuhan skill dunia usaha.
"Hal itu akan didukung pula dengan aktivasi Malang Creative Center sebagai pusat jejaring platform kreatif, etalase sekaligus landmark baru kota," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang M Nur Widianto.
Pria yang akrab disapa Wiwid itu menambahkan, dalam pengembangan wisata BTS ini, pihaknya akan terus mengusahakan terjalinnya sinergi antar pemangku kepentingan sektor pariwisata, kota cerdas dan kota kreatif.
"Ada pemikiran penting menghadirkan hackathon tematik wisata digital dan pengembangan virtual tourism serta UMKM menggandeng pengusaha, perbankan, media, akademisi dan tentu saja komunitas masyarakat", terangnya.
Adapun pembahasan antardaerah ini diikuti oleh perangkat daerah terkait di Kota Malang serta perwakilan dKabupaten/Kota terpilih Gerakan 100 Smart City Tahun 2021 pada kawasan Bromo-Tengger-Semeru. Yakni, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, dan Kota Pasuruan.
Selain itu, wilayah terkait yang tidak masuk skema pendampingan Smart City 2021 pun turut diundang. Di antaranya Kota Batu, Kabupaten Lumajang dan Kota Probolinggo.