JATIMTIMES - Sugik Nur atau yang akrab disapa Gus Nur angkat bicara ihwal penolakan warga Singosari atas rencana pembangunan pondok pesantren (ponpes) hingga muncul surat yang dibuat oleh PCNU Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Malang.
Dalam hal ini Gus Nur menjelaskan ada tiga poin utama yang dimiliki terkait dengan adanya informasi penolakan dari warga Singosari. Dan beberapa telah diunggah oleh Gus Nur pada channel YouTube Gus Nur 13 Official.
Baca Juga : Pria Paro Baya Warga Kandangan Ditemukan Membusuk di Dapur
“Jadi ada tiga poin kurang lebihnya. Yang pertama ada videonya ada beberapa masyarakat Singosari yang menemui saya langsung podcast di channel YouTube saya hampir satu jam. Semua pertanyaan juga di situ,” kata Gus Nur melalui sambungan telepon, Kamis (2/12/2021) kepada JatimTIMES.
Yang kedua masih kata Gus Nur, surat itu berbunyi mendukung keberatan warga Kecamatan Singosari dan pesantren se Kecamatan Singosari yang merasa resah dengan pesantren Gus Nur. Di situ, ia menilai sangat provokatif.
“Masa iya sih mengatasnamakan masyarakat se kecamatan, pondok pesantren hingga guru ngaji. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Beberapa jemaah, umat, pesantren dan guru ngaji malah tidak tahu, baru tahu, jadi itu kan tidak benar. Tidak boleh mengatasnamakan se-kecamatan, itu mengadu domba,” ungkap Gus Nur.
Pria dengan 69 ribu followers pada akun YouTube nya itu mengaku juga telah berkunjung ke kediaman KH Luthfi Bashori. Hal itu yang dianggap secara izin kepada ulama telah dikantonginya.
“Secara legalitas saya sudah ke dalem (rumahnya) habib Luthfi Bashori. Secara legalitas, adat, toto kromo, kulo nuwun itu sudah sama habib Luthfi Bashori. Dan beliau tidak keberatan, malah beliau menyarankan untuk tidak terburu,” ujar Gus Nur.
Setelah pertemuan itu, Gus Nur juga dikenalkan kepada Gus Junaidi atau Gus Jun yang notabenya adalah Wakil Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Singosari. Dari situ sempat ada pertemuan antara KH Luthfi Bashori, Gus Nur dengan Gus Jun.
“Kami ngobrol dengan penuh akrab dan hangat. Tidak ada masalah. Intinya saya kulo nuwun, karena saya di Palu sudah punya, dan Gus Jun saat itu bilang sae (bagus), tapi jawaban itu entah formalitas atau bagaimana ya Wallahu alam,” ungkap Gus Nur.
Sejak saat itu, Gus Nur yakin dengan niatnya untuk membangun ponpes yang rencananya akan digratiskan untuk santri di sana. Karena ia menilai sudah meminta izin, meski baru sebatas pembicaraan dalam pertemuan.
“Yang penting dan ditarik kesimpulan dari situ, saya sudah kulo nuwun,” ucap Gus Nur.
Disinggung terkait apakah memang mengetahui adanya penolakan dari warga Singosari. Gus Nur mengaku bahwa sebenarnya tidak ada, karena pihaknya selama seminggu dua kali telah mengunjungi lahan yang akan dibangun ponpes itu.
“Sama sekali mboten (tidak ada), saya kan seminggu dua kali kan ke sana Mas. Bahkan alat berat itu kalau masuk kan diangkut sama tronton, kan melewati rumah masyarakat, tidak ada komplain Mas,” tutur Gus Nur.
Akan tetapi, Gus Nur tidak mempermasalahkan terkait penolakan yang telah berhembus itu. Bahkan pihaknya akan terus melakukan pembangunan ponpes itu.
Baca Juga : Gabung Arema FC, Rizky Dwi Dipanggil Timnas Indonesia
“Ini (pembangunan, Red) tetap berlanjut. Saya juga berdoa misalkan pak Bupati harus netral, jangan sepihak, ya harus temukan saya, karena ini negara hukum kok,” harap Gus Nur.
Bahkan, jika pihaknya mendapatkan undangan dari PCNU Kabupaten Malang untuk mediasi terkait masalah tersebut, ia akan menggagalkan semua kegiatan untuk menghadiri kegiatan itu.
“Wajib hukumnya saya temui, saya akan meng-Cancel semua kegiatan saya. Itu yang saya harapkan. Karena dari dulu saya selalu diganggu ketika saya akan bangun pesantren,” ungkap Gus Nur.
Dari informasi yang didapatkan media ini, Gus Nur saat ini telah memiliki satu ponpes di Palu, Sulawesi. Untuk di Malang sendiri, Gus Nur pernah ditolak ketika akan bangun ponpes di Kecamatan Turen.
Kegagalan membangun ponpes juga kembali dirasakan Gus Nur di daerah Besuki. “Bahkan itu jadi berita nasional. Padahal itu tanahnya sudah saya bayar lunas, ternyata gagal juga akhirnya. Dan sekarang yang ketiga,” terang Gus Nur.
Diberitakan sebelumnya, beredar surat tanggapan dan nota keberatan dari PCNU Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Malang kepada Bupati Malang HM Sanusi terkait keberatan masyarakat dengan adanya rencana pembangunan pondok pesantren (ponpes) Ahsana yang diasuh oleh Sugik Nur di Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Surat dengan nomor 56/PC/RMI-NU/A1/IX/2021 itu memiliki dua pernyataan. Dan pernyataan tersebut juga diharap agar direspons oleh Bupati Malang HM Sanusi sebagai orang nomor 1 di Kabupaten Malang.
Dua pernyataan tersebut isinya antara lain :
1. Mendukung sepenuhnya kepada masyarakat khususnya para pengasuh pondok pesantren se-kecamatan Singosari yang keberatan atas didirikannya pondok pesantren Ahsana yang diasuh oleh Sugik Nur dengan pertimbangan utama demi menjaga stabilitas dan kedamaian masyarakat Singosari yang mayoritas berhaluan
ahlus sunnah ala jam'iyah Nahdlatul Ulama.
2. Memohon dengan sangat kepada bapak Bupati Malang untuk menindak lanjuti nota keberatan tersebut dengan melakukan mediasi agar pendirian pondok pesantren Ahsana yang diasuh oleh Sugik Nur di kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang telah nyata meresahkan masyarakat dan khususnya para pengasuh pondok pesantren di kecamatan Singosari bisa dilarang dan digagalkan keberadaanya.