JATIMTIMES - Pandemi Covid-19 benar-benar menggerus pendapatan pelaku jasa pariwisata di Kota Batu. Taman Rekreasi Selecta di Kota Batu, salah satunya. Pendapatan objek wisata di bawah naungan PT Selecta ini pun terjun bebas hingga 70 persen pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.
Jebloknya pendapatan itu dikarenakan jumlah pengunjung turun drastis. Jika pada 2019 jumlah pengunjung tembus di angka 1.000.396 wisatawan, pada tahun 2020 pengunjung hanya berjumlah 486.000 wisatawan. Keuntungan yang dibukukan pun tidak tembus di angka Rp 1 miliar.
Baca Juga : Pasca Banjir Bandang, Kawasan Hutan Kota Batu Ditanami 56 Ribu Bibit Pohon
Kondisi itu berdampak pada pembagian dividen atau bagi hasil kepada para pemegang saham. Besaran dividen yang diberikan sebesar Rp 80 ribu per lembar saham. Saat ini tercatat ada 5 ribu lembar saham yang dimiliki oleh 1.110 pemegang saham.
Performa PT Selecta itu diketahui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diikuti para pemegang saham di Hall Arjuna, Taman Rekreasi Selecta, Kamis (25/11/2021).
Direktur Utama PT Selecta, Sujud Hariadi mengatakan, para pemegang saham dapat memahami kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Jajaran direksi juga tidak meminta tambahan modal kepada para pemilik saham, pasalnya keadaan belum memungkinkan.
“Para pemegang saham memahami kondisi yang terjadi. Pengunjung yang berkurang drastis karena beberapa kebijakan,” ucap Sujud usai RUPS.
Sujud mengakui kunjungan wisatawan tahun 2020 mencapai 486.000 wisatawan. Jumlah ini turun drastis dibanding tahun 2019 yang mencapai 1.000.396 wisatawan.
“Bahkan untuk tahun ini per bulan November belum mencapai 300.000 wisatawan. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan wisatawan bisa kembali lagi,” harap Sujud.
Baca Juga : Suami Impian
Meski omzet menurun pihaknya bersyukur tidak sampai melakukan pemutusan hubungan kerja selama pandemi Covid-19.
RUPS yang digelar Siang ini berjalan dengan lancar, meski ada rasa kecewa yang dirasakan pemegang saham. Sebab, saat saat dibacakan performa PT Selecta, ada penurunan omset lantaran pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Februari tahun 2019 silam. Keuntungan yang didapatkan tidak mencapai Rp 1 miliar. Padahal pada tahun 2019 lalu pendapatan tembus Rp 80 miliar. Lalu pendapatan kotor tahun 2020 mengalami penurunan hampir 70 persen dari tahun 2019.
Lantaran tidak tembus Rp 1 miliar, sehingga pendapatan laba dari 1.110 pemilih saham dengan jumlah 5 ribu lembar saham hanya mendapatkan deviden atau bagi hasil sebesar Rp 80 ribu per lembarnya.
