JATIMTIMES - Badan Pusat Statistik (BPS) pusat telah memilih 100 desa yang menjadi pilot program Desa Cantik. Dari jumlah tersebut, Desa Pesanggrahan di Kecamatan Batu, Kota Batu, menjadi desa yang terpilih dari 19 desa di Kota Batu.
Program Desa Cantik ini merupakan bentuk tanggung jawab BPS dalam melakukan pembinaan statistik sektoral seperti yang tertuang dalam UU No 16 Tahun 1997 tentang statistik. Dengan program ini, BPS menargetkan untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa.
Baca Juga : UMK Kota Batu Tahun 2022 Naik Rp 10 Ribu, Tunggu Persetujuan Gubernur
“Kota Batu masuk kategori 15 desa cantik yang nantinya diambil 10 desa untuk seleksi selanjutnya. Laporan yang dikirim oleh BPS Batu kemudian ditindaklanjuti, maka desa Pesanggrahan adalah 15 terbaik,” ungkap Kepala BPD Kota Batu Parjan.
“Pemerintah daerah telah membantu pihak desa supaya nantinya bisa mempermudah transformasi menuju digitalisasi data,” tambah Parjan.
Sejauh ini BPS sudah melalukan pembinaan selama 10 bulan lamanya. Setelah berjalan 10 bulan, selanjutnya dilaksanakan evaluasi oleh BPS Pusat untuk mengetahui apakah di Desa Pesanggrahan sudah dilaksanakan pembinaan terkait kegiatan statistik -mulai dari pengumpulan data, pemeriksaan, pengolahan dan menampilkan data- ataukah belum.
Data yang nantinya dihasilkan oleh Desa Pesanggrahan diharapkan bisa bermanfaat, khususnya untuk Desa Pesanggrahan hingga level kecamatan dan Kota Batu. Ke depan program ini bakal dilaksanakan secara berkelanjutan karena ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Baca Juga : Waspada, 3 Hari ke Depan Kota Batu Diguyur Hujan Deras dan Berpotensi Banjir
Tujuannya tentu agar nanti lahir desa yang tidak hanya melek statistik, tetapi juga memiliki pemahaman yang baik dalam memanfaatkan data desanya sendiri. “Diharapkan program Desa Cantik di Desa Pesanggrahan ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, serta bisa menjadi contoh untuk desa-desa lainnya di Kota Batu,” harap Parjan.
Program Desa Cantik fokus utamanya adalah mempersiapkan aparatur desa agar lebih paham statistik. Selain itu, BPS berharap bahwa nantinya akan ada komunitas-komunitas cinta statistik yang lahir di desa-desa.
