JATIMTIMES - Manajemen Persema Malang merasa nama baik tim tercemar akibat tudingan dugaan terlibat dalam pengaturan skor atau yang kerap dikenal dengan Match Fixing.
Dengan merebaknya isu pengaturan skor itu, manajemen Persema Malang justru mendukung agar kasus ini dapat diusut tuntas sampai Komdis PSSI Jatim. Hal itu agar dalang dibalik dugaan pengaturan skor segera terungkap.
Baca Juga : Arema FC Apresiasi Sinergi PSSI dan Polri, Berharap Berantas Match Fixing
Kasus pengaturan skor pertama kali menggelinding dari tim grup B Liga 3 Zona Jatim Gresik Putra (Gestra Paranane FA). Dalam keterangan resmi mereka dua pemain dan satu kitman diberhentikan oleh manajemen karena ada indikasi pengaturan skor. Pertama ketika melawan NZR Sumbersari dan kedua saat melawan Persema.
“Kami justru mendukung proses pelaporan ini. Kami juga mengapresiasi Gestra Paranane, jika ini serius laporkan ke Komdis PSSI Jatim. Sertakan buktinya dan usut tuntas,” kata manajer Tim Persema Malang Christian Ariando.
Setelah kabar nama Persema Malang terdengar dalam isu pengaturan skor, manajemen langsung melakukan penyelidikan internal. Hasilnya, seluruh komponen tim mulai dari pelatih, manajemen dan semua pemain tidak pernah terlibat pengaturan skor.
“Pemain, official, kitman tidak ada yang terlibat dari manajemen kami. Kenapa ada nama Persema padahal itu belum terbukti. Kami merasa nama baik tim tercemar, apalagi informasinya belum valid (aktor pengaturan skor)," ujar Ariando.
Oleh karena itu, Ariando berharap suporter Persema Malang yakni Ngalamania untuk tidak terprovokasi dengan isu dugaan pengaturan skor yang sedang diterbangkan. Karena, akan ada tindak lanjut terkait kasus tersebut. “Kami mengimbau Ngalamania untuk sabar dan tidak terprovokasi. Kita menunggu keputusan Komdis PSSI Jatim,” imbuh Ariando.
Sebelumnya, Muncul dugaan pengaturan skor di Grup B Liga 3 Zona Jawa Timur. Dugaan itu muncul dari salah satu tim di grup B yakni Gresik Putra (Gestra Paranane FA). Bahkan mereka secara resmi langsung memecat dua pemain dan satu official yang terindikasi terlibat pengaturan skor.
Kedua pemain adalah AC, HPS, dan DGR official tim yang menjabat sebagai Kitman. Manajemen Gestra Paranane memecat ketiganya, karena dianggap terbukti melakukan pertemuan dengan sejumlah orang yang menawarkan kerjasama untuk mengatur skor di salah satu pertandingan.
Baca Juga : Lewat International Student Forum, TBI Ajak Mahasiswa Pahami Isu-Isu Gen Z
“Dua pemain kami disuruh mengalah dengan iming-iming imbalan puluhan juta rupiah. Tujuannya, untuk memenangkan Persema Malang,” kata manajer tim Gestra Paranane, Bagyo Sulaksono, Selasa, (16/11/2021).
Dalam pertandingan terakhir Grup B yang digelar di Stadion Gajayana, Senin, (15/11/2021) itu, Gestra Paranane harus menerima kekalahan telak dengan skor 5-1.
Bagyo mengungkapkan timnya sebelumnya juga diminta untuk mengalah menjelang pertandingan melawan NZR Sumbersari. Bahkan dari informasinya, ada iming-iming untuk mengalah dari NZR Sumbersari dengan nominal mencapai Rp 100 juta. Namun tawaran itu ditolak oleh manajemen Gestra Paranane.
“Kasus pengaturan skor melawan NZR Sumbersari juga sudah kita laporkan. Bukti-bukti sudah kita serahkan, dan sekarang sedang dalam penyelidikan komdis Asprov PSSI,” tandas Bagyo.