JATIMTIMES - Mahasiswa Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) Cepu, Kabupaten Blora, mengenalkan inovasi
peluang usaha Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di tengah pemulihan ekonomi masa pandemi covid-19.
Mahasiswa dari Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia ini mengenalkan pengenalan EBT di Desa Pakel, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Mahasiswa mengenalkan pemanfaatan tongkol jagung sebagai bahan dasar pembuatan biobriket berbiaya kecil dengan cara mudah.
Baca Juga : Diskopindag Kota Malang Gelar Pelatihan Aplikasi untuk 15 Pelaku Start Up Malang
Pelatihan itu, diikuti puluhan orang perwakilan masyarakat, pedagang serta Perangkat Desa Pakel dan prajurit TNI Babinsa, Rabu (17/11/2021)
Ketua rombongan Mahasiswa Dr. Oksil Venriza, mengatakan bahwa, pengenalan EBT menjadi alternatif penyeimbang seiring peningkatan permintaan bahan bakar, tentu juga berimplikasi meningkatnya penambangan fosil di perut Bumi.
Hal itu, juga dikhawatirkan menjadi musabab persediaan bahan bakar fosil yang kian menipis. "Diharap bahan bakar alternatif sebagai sumber energi ramah lingkungan dapat digunakan salah satu briket," jelas Oksil kepada warga Desa Pakel.
Briket merupakan bahan bakar padat bisa menjadi sumber energi alternatif atau EBT yang didapat dari biomassa dan diproyeksikan menjadi pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil.
"Sumber energi biomassa di Indonesia yang potensial adalah limbah pertanian, seperti sekam padi, jerami, ampas tebu, batang dan tongkol jagung serta limbah-limbah pertanian/perkebunan lainnya," sambung Oksil.
Oksil mengakui sebelumnya mahasiswa Akamigas telah survei, dengan hasil 90 persen warga Desa Pakel merupakan petani jagung. Saat panen, tongkol jagung tersebut dijadikan pakan ternak, di makan hama, dijadikan sampah.
"Untuk meminimalisir hal tersebut, maka mahasiswa Akamigas memanfaatkan tongkol jagung diolah menjadi bahan bakar alternatif dijadikan biobriket dengan cara dibakar lalu dicampur tepung kanji kadar 70 persen hasil pembakaran tongkol jagung dan 30 persen tepung kanji," paparnya
Kemudian, dari pengenalan Biobriket di wilayah Tuban, Mahasiswa Akamigas bermaksud menginformasikan atau memperkenalkan EBT dari sisi peluang usaha untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat daerah.
"Target kegiatan ini supaya masyarakat Desa Pakel dapat menambah wawasannya dalam Biobriket dan timbul ide-ide baru pemanfaatan tongkol jagung yang bisa dipasarkan kepada pedagang sate, serabi dan ikan bakar untuk menyediakan briket untuk keperluan usahanya," imbuh Oksil.
Dia menambahkan ketahanan briket tongkol jagung dapat bertahan dalam jangka waktu lebih lama di banding kayu bakar serta kalorinya 1,5 kali lipat dari kayu bakar.
"Kami harap akan tumbuh pengusaha briket berskala kecil setingkat desa, serta dapat memasarkan briketnya secara nasional bahkan internasional,” tutup Oksil.
Di kesempatan sama Kades Pakel Ifa Marwatin Fadhilah menyampaikan bahwa, inovasi EBT oleh PEM Akamigas bisa dikembangkan warga masyarakat desa yang mengikuti pelatihan.
"Kami menyambut baik adanya program ini. Kami harap proses studi pelatihan ini dapat berlanjut sehingga dapat terbentuknya unit usaha mandiri di Desa Pakel ini,” ucap Kades.
Sementara itu, Babinsa Pakel Sersan MD. Bagus Raka menambahkan, “Kami berikan apresiasi kepada adik-adik mahasiswa PEM Akamigas atas inovasi membuatan briket dengan memanfaatkan tongkol jagung, semoga dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi warga masyarakat Pakel khususnya,” pungkasnya.