JATIMTIMES - Ungkapan rasa bahagia disampaikan para jawara Kejuaraan Bola Voli antar SMP/MTs se Kota Malang yang digelar Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar). Sebab sejak pandemi covid-19, tidak ada kejuaran satupun yang digelar lantaran terbentur aturan.
Euforia Kejuaraan Bola Voli antar SMP/MTs se Kota Malang sangat dirasakan oleh guru ataupun murid yang mengikuti ajang tersebut. Kehausan mengikuti sebuah ajang sangat terlihat dari cara bermain.
Baca Juga : Upaya Menekan AKI, AKB dan Cegah Stunting, Pemkot Kediri Galakkan Kelas Ibu Hamil
Salah satu guru SMPN 5 Kota Malang yang juga menjadi pelatih voli, Syarif Hidayatullah mengatakan bahwa anak didiknya dapat menjuarai kejuaraan tersebut berkat kerja keras yang dilakukan. Sebab, pihaknya mengaku hanya mengandalkan semangat anak didiknya ketika mengikuti ajang tersebut.
“Sebelumnya persiapan kita selama mengikuti kejuaraan ini sebenarnya tidak ada persiapan yang matang. Soalnya ini kan mendadak sekaligus ini musim pandemi, ini sebenarnya cuma ya kita dikumpulkan selama dua minggu langsung kita berikan pengarahan-pengarahan terus lagi kita menguatkan untuk semua tim kita semuanya sama rata tidak ada perbedaan antara individual yang satu dengan yang lain,” terang Syarif.
Dengan mengandalkan semangat, Syarif sangat bangga ketika pertandingan melihat anak didiknya saling percaya satu sama lain. Hal itulah yang menguatkan setiap individu pemainnya hingga mencapai puncak.
“Dan ketika anak-anak ini sudah mulai istilahnya lengah, mereka ini bisa saling mengingatkan menguatkan sendiri. Jadi kami sebagai official pun juga merasa sangat terbantu dengan adanya teman-teman dan para pemain ini yang bisa saling support satu dengan yang lain,” kata Syarif.
Sementara itu pemain andalan SMPN 5 Kota Malang, Reyzel mengaku sangat terharu dapat meraih juara. Karena mereka mengikuti ajang tersebut untuk mengasah kemampuan.
“Rasanya campur aduk, degdegan juga lawan SMP lain, karena latihan cuma beberapa hari tapi sudah bisa juara,” kata Reyzel sembari masih gemetar memegang piala.
Disinggung mengenai persiapan, Reyzel yang memiliki tinggi kurang lebih 190 cm itu mengatakan tidak ada persiapan yang khusus. Sebab, ia hanya beberapa kali menjalani latihan bersama.
Baca Juga : Pelatih Banyuwangi Putra Minta Pemain Tetap Fokus dan Tidak Patah Arang
“Persiapan khusus tidak ada, cuma latihan passing biasa, gak nyangka aja bisa sampai di sini. Masuk semifinal udah seneng banget dan ini juga langsung ke final dan juara,” ungkap Reyzel.
Salah satu pemain putri dari SMPN 21 Kota Malang, Syafira Putri yang meraih juara mengaku bahwa kekompakan antar teman menjadi kunci utama timnya meraih gelar juara.
“Kekompakan sama tim jadi kunci utama, ya saling melengkapi. Komunikasi satu sama lain juga sangat penting,” terang Syafira.
Ia pun mengaku bahwa dalam pertandingan memang sempat mengalami sedikit kesulitan. Namun ia dan rekannya selalu sadar untuk perbaiki permainan. Hal itu diakui terjadi secara spontan, sebab ia hanya latihan sekitar 3 hingga 4 kali.
“Persiapan tidak sampai satu minggu dan itupun dadakan, cuma tiga hingga empat kali pertemuan langsung ada event ini,” pungkas Syafira.
