JATIMTIMES - Ratusan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, gelar aksi demo di kantor PT Garam Persero Kalianget, Rabu (10/11/2021).
Mereka menuntut PT Garam Persero Kalianget memberikan solusi atas persoalan harga garam yang setiap tahunnya nilai jualnya sangat rendah. Bahkan, banyak merugikan petani lokal.
Baca Juga : Cara Menghilangkan Bekas Jerawat dan Rekomendasi Krim Terbaik
Dalam kesempatan itu, Ketua Cabang PMII Sumenep, Qudsiyanto menyampaikan jika PT Garam sebagai salah satu BUMN yang konsentrasinya fokus pada garam, maka besar harapan masyarakat Sumenep untuk membangun dan mengembangkan garam ke arah yang lebih baik.
Menurutnya, PT Garam yang berada di Kota Keris ini tidak hanya diproduksi sendiri dan menyerapnya. Akan tetapi, juga memperhatikan serapan garam milik petani lokal dan membantu dalam penyerapannya.
"Jika sesuai data dari Dinas Perikanan (Diskan) Sumenep dari 1.967 hektar lahan yang tersebar di 11 Kecamatan, hanya mampu memproduksi 57.753 ton garam atau 30% dari target 192.947 ton garam," papar Qudsiyanto di sela-sela aksi.
Ia juga merinci, untuk harga garam sendiri di Kabupaten Sumenep, pada musim panen tahun 2021 ini hanya mencapai nominal Rp. 500.000 per ton, untuk kualitas 1, sedangkan kualitas 2 dan 3 di bawah harga tersebut.
"Sedangkan serapannya sendiri pada tahun ini, sangat rendah, hanya mencapai angka 40%, sehingga banyak garam masyarakat yang menggunung di lahan-lahan warga petani garam tak terjual," jelas Qudsiyanto.
Dengan demikian, lanjut Qudsi, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional, mulai dari pembelian kebutuhan tambak, sampai pekerja untuk panen.
Sehingga bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya terhadap garam tidak bisa mencukupi kebutuhan, sebab dengan harga garam yang demikian, potensi untuk rugi terus menghantui di depan mata.
Baca Juga : Densus 88 Geledah Rumah Mewah di Sumenep
"Apalagi saat ini memasuki musim hujan, yang dapat menyebabkan hasil produksi garam dapat rusak oleh air hujan. Dan masyarakat sebelumnya banyak menimbun garam disebabkan oleh harga sangat rendah," kata Qudsi.
Ia menilai keberadaan PT Garam di Kabupaten Sumenep seakan tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat karena tidak menjadi partner bagi para petani garam dalam urusan produksi garam dan penyediaan kebutuhan garam nasional.
Menemui massa aksi, Sekretaris Direksi PT Garam Kalianget, Indra Kurniawan berjanji untuk mengakomodir aspirasi mahasiswa.
"Perusahaan siap berdiskusi dan menghadiri forum yang representatif. Apa yang ditanyakan akan kami jawab di situ," kata Indra Kurniawan.