JATIMTIMES - Dalam momentum peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2021 yang jatuh pada tanggal 22 Oktober, Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tugu Tirta Kota Malang M Nor Muhlas turut merasakan semaraknya.
Muhlas pun berpendapat jika setiap orang yang bermental santri akan cenderung melakukan hal-hal baik.
Baca Juga : Cara Aman Agar Foto e-KTP Tak Disalahgunakan
"Tentunya dengan orang yang bermental santri, bermental pesantren, dia akan cenderung melakukan hal-hal yang baik di dalam kehidupannya," ungkap pria yang akrab disapa Muhlas ini kepada JatimTIMES.com, Sabtu (23/10/2021).
Pasalnya, para santri dan santriwati telah dibentuk karakternya untuk menerapkan ilmu-ilmu agama yang didapat selama belajar, dan mengemban ilmu di pondok pesantren agar digunakan berkehidupan di masyarakat.
Menurut Muhlas, sebagai manusia tidak hanya memikirkan urusan duniawi. Namun, urusan yang bersifat ukhrawi atau akhirat juga harus dipersiapkan. Salah satunya dengan menerapkan ilmu-ilmu agama dalam melakukan interaksi sosial kepada manusia lainnya.
"Karena ilmu agama itu juga menuntun kita bagaimana berperilaku yang baik, dari perilaku baik itu akan tercipta sebuah struktur sosial yang bagus, akan terjadi relasi sosial, interaksi sosial yang baik," terang Muhlas.
Sehingga sebagai manusia dan umat muslim, sejak lahir di dunia sudah harus berlomba-lomba dalam kebaikan untuk bekal di akhirat kelak.
Muhlas yang dulunya juga sempat menempuh pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin Wajak saat duduk di bangku SD hingga SMP ini juga terus menerapkan ilmu-ilmu agama yang telah didapat selama menjadi santri dalam pekerjaan yang saat ini ia geluti.
Menurutnya, tidak ada yang namanya mantan santri. Karena pembentukan karakter untuk menjadi seorang santri yang taat menjalankan perintah agama dan tradisi di pesantren akan terus melekat pada diri seorang santri.
Baca Juga : Disnaker Kota Malang Beri Pengarahan Tahap Kedua Pra Pelatihan Kerja Kepada 75 Pekerja
"Se bandel-bandelnya santri itu pasti masih di dalam frame, masih didalam koridor agama, karena memang itu sangat kuat sekali pengaruhnya, kita dibentuk karakter sejak kecil," tutur Muhlas.
Terlebih lagi seperti saat sekarang ini, di mana pandemi Covid-19 berhasil memporak-porandakan stabilitas ekonomi, sosial, budaya hingga agama di lingkungan masyarakat.
Menurut Muhlas, justru di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, peranan santri yang berangkat dari masing-masing pondok pesantren menjadi sangat penting. Karena di selain memikirkan urusan yang bersifat materi, juga harus ada penguatan pada sisi spiritual.
Hal itu juga menjadi tugas seorang santri untuk meyakinkan masyarakat agar saling bahu membahu untuk memperkuat keteguhan iman dan meminta pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Jadi ya tetap harus ada kewaspadaan terhadap virus, tetapi tidak menjadi orang yang mudah berputus asa, tetap semangat. Tetap memiliki optimisme tentang harapan ke depan," pungkas Muhlas.